Chatib Basri Ingatkan Masalah Ekonomi yang Sebenarnya Muncul di 2021

Chatib Basri Ingatkan Masalah Ekonomi yang Sebenarnya Muncul di 2021

Danang Sugianto - detikFinance
Senin, 20 Jul 2020 15:01 WIB
Chatib Basri
Foto: Istimewa
Jakarta -

Pandemi virus Corona telah membuat guncangan yang besar bagi perekonomian Indonesia. Namun diprediksi persoalan serius yang sebenarnya terjadi baru akan muncul di 2021.

Menteri Keuangan 2013-2014, Chatib Basri menjelaskan, permasalahan yang sebenarnya akan muncul berasal dari sektor perbankan. Hal itu terkait dengan stimulus relaksasi restrukturisasi kredit di perbankan.

"Persoalan riil kita akan muncul di 2021, karena sekarang itu kredit direlaksasi. Jadi yang namanya kredit kol 1 dan 2 dianggap lancar sampai OJK mengakhiri relaksasi kreditnya," ujarnya dalam acara Kemenkeu Corpu Talk yang dilangsungkan secara virtual, Senin (20/7/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan relaksasi tersebut, maka hingga tahun depan kualitas kredit di perbankan tidak terlihat jelas. Nah ketika relaksasi itu berakhir dikhawatirkan akan muncul gelombang kredit macet yang besar.

"Pada saat itulah kita tahu apakah kredit itu macet betulan atau tidak," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Chatib juga menyinggung soal langkah pemerintah yang memberikan bantuan likuiditas kepada perbankan. Menurutnya hal itu tidak akan efektif sepenuhnya. Sebab likuiditas bukan jadi persoalan perbankan saat ini.

"Jadi persoalan perbankan saat ini bukan likuiditas, makanya saya katakan secara umum likuiditas di perbankan itu relatif baik. Kalau ada bank bermasalah soal likuiditas mungkin masalah itu sebelum COVID-19. Karena itu upaya mendorong sektor perbankan dengan memberikan likuiditas mungkin tidak akan terlalu efektif," tambahnya.

Chatib menilai permasalahan perbankan saat ini adalah credit crunch bukan likuiditas. Artinya perbankan enggan menyalurkan kredit, sebab dia melihat dengan melemahnya daya permintaan bisa menimbulkan kredit macet dan akan menimbulkan masalah besar lainnya

"Kalau kredit macet nanti 2021 akan ada persoalan, maka di situ persoalan likuiditas akan ada, persoalan NPL akan ada," terangnya.

Oleh karena itu Chatib menilai cara yang paling efektif untuk menyelamatkan ekonomi dimulai dari mendorong konsumsi dan permintaan di masyarakat.

Chatib juga mengusulkan agar stimulus fiskal yang sudah disiapkan pemerintah agar diperpanjang hingga 2021. Sebab di tahun depan yang akan menentukan munculnya permasalahan yang sebenarnya.




(das/zlf)

Hide Ads