Mengintip Kinerja Menteri BUMN di Tengah Santernya Isu Reshuffle

Mengintip Kinerja Menteri BUMN di Tengah Santernya Isu Reshuffle

Tim detikcom - detikFinance
Senin, 20 Jul 2020 15:54 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir
Foto: dok BUMN
Jakarta -

Perbincangan atau sentimen bernada negatif sedang banyak beredar di media sosial, khususnya setelah ramai muncul isu reshuffle kabinet yang dilontarkan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo di hadapan para menterinya dalam agenda sidang kabinet yang ditayangkan akun YouTube Sekretariat Presiden pada Minggu 28 Juni 2020 lalu.

Menanggapi fenomena tersebut, Pakar Komunikasi Digital, Anthony Leong mengatakan bahwa baik dari sisi penggiat media sosial maupun publik memang penting untuk kritis terhadap suatu permasalahan. Akan tetapi lebih baik jika masyarakat Indonesia lebih solutif dan objektif dalam memberi masukan bagi pemerintah bukan kegaduhan.

"Di situasi seperti ini alangkah baiknya jika kita semua bisa lebih memberikan solusi dan berbagai masukan serta saran yang objektif. Jangan sampai kebebasan berpendapat membuat kita tidak produktif. Netizen di kalangan media sosial perlu objektif agar tidak menimbulkan kegaduhan di media sosial," ujar Anthony Leong saat dihubungi (20/7).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anthony memberikan contoh mengenai sentimen negatif terhadap Erick Thohir yang sedang digerakkan oleh sekelompok pengguna media sosial seperti tagar ErickOut. Padahal hingga 30 Juni 2020, menurutnya Erick telah berhasil melakukan berbagai terobosan membenahi Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

"Kami menilai bahwa isu sentimen negatif terhadap Erick Thohir ini merupakan godokan beberapa pihak saja dan tidak objektif. Dari kinerja BUMN sekarang cukup baik, sanggup membuat terobosan besar. Di sini lah literasi media diperlukan agar opini publik tidak mudah terpengaruh oleh isu yang kurang relevan. Penentuan keputusan ke depan juga harus objektif, jangan biarkan pihak tertentu melakukan rekayasa sosial (social engineering) karena ini bicara kesejahteraan masyarakat besar," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Anthony yang juga merupakan CEO Menara Digital Enterprise ini menambahkan bahwa sentimen negatif turut membayangi Wakil Presiden Republik Indonesia Ma'ruf Amin yang banyak dikatakan kinerjanya kurang signifikan.

Menurut riset yang Ia lakukan, sentimen ini bersumber dari oknum yang memang sengaja ingin memperkeruh suasana saja. Ia menyebutkan sosok Ma'ruf Amin sangat dibutuhkan dalam kondisi pandemi karena bisa komunikasi dengan berbagai elemen terutama umat.

"Kegiatan Bapak Wapres kita memang kurang disorot, namun bukan berarti tidak ada kinerja sama sekali. Pengamatan kami beliau terus melakukan komunikasi kepada umat dan masyarakat sampai ke akar rumput. Serta melakukan pembinaan UMKM, khususnya di sektor ekonomi syariah. Kita harapkan kondisi pandemi ini media sosial bukan jadi ajang memecah belah melainkan menjadi platform mempersatukan Indonesia," tutup Anthony.




(dna/dna)

Hide Ads