Di berbagai kesempatan, pemerintah acap kali membanggakan prestasinya soal mendorong UMKM jadi lebih melek digital. Data terakhir yang dipaparkan memang menunjukkan adanya peningkatan. Dari yang selama ini UMKM lebih dominan memasarkan produknya secara offline, kini sedikit demi sedikit sudah mulai banyak yang beralih ke online atau marketplace.
Berdasarkan data terakhir Kementerian Koperasi dan UKM, setidaknya ada 8 juta unit usaha UMKM yang sudah go digital atau sekitar 13% dari total UMKM di Indonesia yang sebanyak 64,19 juta unit usaha. Akan tetapi, yang menjadi pertanyaan adalah seberapa besar dampak digitalisasi UMKM ini terhadap omzet mereka?
Menurut Co-founder ukmindonesia.id, Dewi Meisari, nyatanya hanya segelintir UMKM yang merasakan kenaikan omzet sejak masuk ke marketplace. Selebihnya, justru tak merasakan perubahan yang berarti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"13% UMKM sudah tersambung ke digital, tapi kalau diteropong lagi itu angkanya, yang sukses naik omset itu cuma 4-10% doang di berbagai platform, lainnya berhenti setelah buka akun," ungkap Dewi dalam webinar dengan Whatsapp, Selasa (21/7/2020).
Menurutnya, para UMKM yang berhasil diajak terjun ke digital marketplace perlu untuk diberi pelatihan lebih agar bisa memanfaatkan kemudahan bertukar informasi yang ditawarkan di sana.
"Ini yang mau kita tularin. Harapannya bisa merubah mentalnya, sekarang, dibuka dulu mindsetnya jangan bilang digital itu ribet, padahal ini sudah jadi skill yang mutlak gitu, jadi kalau mau bertahan, memang harus go digital, untuk bertahan dan bangkit," tuturnya.
(fdl/fdl)