Lalu, seperti apa fasilitas RDF yang diresmikan Luhut hari ini?
Fasilitas RDF di Cilacap adalah yang pertama di Indonesia. Pembangunannya merupakan kerjasama antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kedutaan Besar Denmark - DANIDA, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kabupaten Cilacap dan PT Solusi Bangun Indonesia (sebelumnya PT Holcim).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kedutaan Besar Denmark, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kabupaten Cilacap, dan PT Solusi Bangun Indonesia (dulunya PT Holcim).
Pabrik RDF ini akan dioperasikan Pemerintah Kabupaten Cilacap bekerja sama dengan PT Solusi Bangun Indonesia (PT SBI). Nantinya pabrik akan mengolah 120 ton sampah per hari. Dari ratusan ron sampah ini akan disulap menjadi kurang lebih 50 ton RDF.
Hasilnya, akan diumpankan untuk menjadi bahan bakar alternatif operasi kiln semen PT SBI. Ataupun digunakan untuk mengganti batu bara pada pembangkit listrik.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan metode RDF bisa memproduksi substitusi bahan bakar batu bara yang lebih murah.
Harga dari hasil olahan RDF sendiri menurut Arifin lebih murah daripada batu bara. Bila batu bara per tonnya dihargai US$ 40-50, hasil olahan RDF cuma US$ 20 per ton.
"Ini juga lebih murah dari batu bara. Harga yang dari datanya itu tadi Rp 300 ribu per ton, berarti 20 dollar-an. Batubara kan US$ 40-50," ungkap Arifin.
Kemudian, Arifin menjelaskan dari studi yang dilakukan olahan sampah dari pabrik pengolahan RDF ini bisa mensubtitusi 3% kebutuhan batu bara pada pembangkit listrik. Khususnya untuk PLTU di wilayah Cilacap.
Baca juga: Sentilan Luhut ke Bank |
Simak Video "Video: Isi Pembicaraan Luhut saat Temui Jokowi di Hari Lebaran"
[Gambas:Video 20detik]
(eds/eds)