Bos ASDP Blak-blakan soal Kunci Sukses Pimpin Perusahaan

Bos ASDP Blak-blakan soal Kunci Sukses Pimpin Perusahaan

Danang Sugianto - detikFinance
Kamis, 23 Jul 2020 21:36 WIB
Dirut ASDP Ira Puspadewi
Foto: Dok. ASDP
Jakarta -

Ira Puspadewi bukan nama yang asing di lingkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sudah 3 BUMN dia pimpin dan kini berlabuh di PT ASDP Indonesia Ferry (Persero).

Ira pertama kali dipercaya memimpin BUMN pada 2014, dia terpilih menjadi Direktur Utama PT Sarinah (Persero). Lalu pada 2016 dia dipindahkan untuk menjadi Direktur Jaringan, Retail dan SDM PT Pos Indonesia. Kemudian pada Desember 2017 dia dipercaya untuk menjadi Direktur Utama ASDP hingga saat ini.

Menariknya, jika dilihat dari rekam jejak Ira, dia lama berkarir di perusahaan retail fashion kenamaan GAP Inc. Selama 17,5 tahun dia bekerja di perusahaan ritel asal AS itu. Jabatan terakhirnya dari perusahaan yang memegang merek GAP dan Banana Republic itu adalah Direktur Global Initiative untuk regional Asia (7 negara).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski dunia yang berbeda dengan pelabuhan dan penyeberangan, namun Ira merasa beruntung dan tepat masuk ke ASDP Indonesia Ferry. Sebab saat dia masuk, pengelola 35 pelabuhan penyeberangan itu mulai tersadar untuk memperbaiki pelayanan yang selama ini semrawut.

"Saya senang masuk ASDP ketika perusahaan ini mulai berbenah di pelayanan. Jadi, karena saya lama di ritel, dimana ritel itu erat kaitannya dengan customer intimacy. Pelayanan itu kan customer intimacy, kita memahami apa yang diharapkan oleh konsumen kita, intimacy kan memahami betul konsumen. Jadi saya merasa di waktu yang tepat ketika kesadaran untuk meningkatkan customer intimacy-nya," ujarnya saat berbincang dengan detikcom, Rabu (22/7/2020)

ADVERTISEMENT

"Kalau di ASDP itu sebenarnya kelihatannya sederhana, tapi tidak mudah. Misalnya toiletnya harus baik, nggak bau, itu kan customer intimacy. Kemudian kita bikin terminal yang bagus, bahkan kata vlogger itu world class. Jadi intinya mengerti apa yang diinginkan pelanggan," tambahnya.

Klik halaman selanjutnya

Meski sering dipandang sebagai wanita yang sukses, bukan berarti dia tidak pernah mengalami tantangan dan jatuh. Saat dia bekerja di luar negeri merupakan masa terberatnya.

Sebagai wanita asal negara berkembang, dia sering mengalami perlakuan yang rasis. Salah satu yang paling diingat ketika dia diperlakukan seperti itu oleh rekan kerjanya yang juga berasal dari Asia.

"Pernah saat saya bekerja di perusahaan di San Francisco, ada orang yang rasnya berbeda dengan saya tapi orang Asia juga, tapi menurut saya perilakunya terhadap saya rasis sekali, saya menangis. Saya sudah mau keluar, tapi teman saya dari India, dia bilang kenapa harus menyerah untuk orang seperti dia. Saya pikir benar juga," tuturnya.

Sejak saat itu dia punya pendirian tidak akan pernah keluar dari sebuah perusahaan dalam keadaan mental yang jatuh. Sebab itu artinya dia menyerah terhadap keadaan. Ira percaya ketika dia meninggalkan sebuah perusahaan dalam kondisi sukses, dirinya akan dirindukan banyak orang.

"Jangan sampai jadi orang keluar dalam keadaan menyerah. Itu yang membuat saya terus bertahan," ujarnya.

Meski begitu, Ira tidak pernah merasa sukses dengan jabatannya saat ini. Sebab menurutnya kesuksesan adalah ketika bisa merespon tantangan dengan tepat. Kesuksesan tak bisa diukur dengan materi dan jabatan.

"Saya belajar dari seorang kawan, sukses itu tidak bisa dibilang orang yang mobilnya Lamborghini lebih sukses dari yang punya mobil Innova. Sukses itu adalah kemampuan merespon tantangan dengan tepat. Jadi kalau pelajar apa tantangannya ya ujian, kalau jadi staf baru tantangannya bisa mengerjakan dengan baik tugas yang diberikan manajernya. Jadi kalau kita perjalanannya panjang, kita makin terampil, makin mengumpulkan banyak kesuksesan terhadap tantangan secara tepat," tutupnya.



Simak Video "Video: Pelabuhan ASDP Batam Terjadi Lonjakan Penumpang selama Periode Lebaran"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads