.webp)
Singapura dan Korea Selatan (Korsel) sudah mengumumkan resesi ekonomi. Hal ini karena tekanan pandemi virus Corona (COVID-19) yang sangat besar di dunia.
Keduanya resmi masuk jurang resesi karena ekonominya tumbuh minus dalam dua kuartal berturut-turut tahun ini. Ekonomi Singapura pada kuartal I mengalami kontraksi hingga 2,2%, sedangkan kuartal II mengalami kontraksi hingga 41,2%.
Begitu juga dengan negara K-Pop. Ekonominya merosot hingga ke titik -1,3% pada kuartal I dan -3,3% pada kuartal II.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyebab utama penurunan paling dalam terjadi dari sisi ekspor yang menjadi motor utama ekonomi Korsel. Dilansir Reuters, Minggu (26/7/2020), ekspor Korsel tercatat turun 16,6% dan menjadi yang terburuk sejak 1963.
Investasi konstruksi turun 1,3% kuartal-ke-kuartal, sedangkan investasi modal turun 2,9%. Output dari sektor manufaktur dan jasa juga turun masing-masing sebesar 9,0% dan 1,1%.
Namun masih ada yang positif, konsumsi rumah tangga masih naik 1,4%. Hal itu berkat pemberian bantuan uang tunai pemerintah yang mendorong pengeluaran masyarakat untuk restoran, pakaian, dan kegiatan rekreasi.
"Sementara pengeluaran konsumen harus secara bertahap pulih, ancaman dari virus tidak mungkin memudar sepenuhnya dan pembatasan jarak sosial mungkin harus tetap dilakukan," kata Ekonom Capital Economics Asia, Alex Holmes.
"Sementara itu, permintaan global hanya akan pulih perlahan yang akan membebani pemulihan ekspor," tambahnya.
Menteri Keuangan Korsel, Hong Nam-ki mengatakan ekonomi kemungkinan baru akan pulih dari Resesi di kuartal III-2020.
"Adalah mungkin bagi kita untuk melihat rebound seperti China pada kuartal III ketika pandemi melambat dan aktivitas produksi di luar negeri, sekolah dan rumah sakit berlanjut," kata Hong.
(dna/dna)
