Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada periode Januari-Mei 2020 jumlah kunjungan wisman secara kumulatif sebanyak 2,93 juta atau turun 53,36% dibanding jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun sebelumnya berjumlah 6,28 juta kunjungan.
Melihat data ini, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengaku pertumbuhan wisman memang tak lagi bisa diandalkan untuk mendongkrak pemulihan pariwisata Indonesia.
"Saat ini long whole market itu sangat sensitif, jadi tidak mungkin kita mengandalkan pasar mancanegara. Ini satu skenario juga yang menjadi perhatian kita," kata Plt Deputi Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf Frans Teguh dalam webinar Bisnis Indonesia, Selasa (28/7/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu, saat ini pemerintah fokus untuk meningkatkan pertumbuhan kunjungan dari wisatawan lokal. Berbagai hal dilakukan yakni mempersiapkan destinasi serta mengembalikan kepercayaan masyarakat.
"Kita mau memastikan bahwa upaya-upaya ini bisa meningkatkan kepercayaan publik, memastikan pengelolaan pariwisata kita lebih baik, dengan penerapan protokol kesehatan. Kita menggunakan Permenkes nomor 382 tahun 2020 dan kita turunkan dalam buku panduan untuk mengembalikan rasa aman, memastikan ada pergerakan wisatawan domestik," jelas Frans.
Untuk mewujudkan dua agenda besar tersebut, Kemenparekraf membaginya dalam tiga tahap dalam proses peningkatan wisatawan lokal.
"Ada tanggap darurat, lalu pemulihan, dan normalisasi. Tentu fokus ini menjadi bagian yang sangat kita perlukan," urainya.
Secara rinci, tiga tahap tersebut juga dibagi dalam beberapa misi. Misalnya tahap pertama tanggap darurat yakni penanggulangan bencana kesehatan; program perlindungan sosial; kebijakan insentif usaha; fiskal dan moneter; mendorong kreativitas dan produktivitas saat WFH; koordinasi krisis kepariwisataan dengan daerah terdampak; dan persiapan pemulihan.
Lalu, tahap kedua ialah pemulihan dan terdapat beberapa misi antara lain pemulihan wisata domestik dengan membuka secara bertahap; stimulus permintaan; mengembalikan rasa aman; dan restrategi pembangunan pariwisata.
Terakhir, tahap normalisasi yakni persiapan destinasi dan meningkatkan minat pasar.
(eds/eds)