Selfridges, peretail asal Inggris mengalami penurunan penjualan selama pandemi Corona. Ritel mewah terbaik di dunia itu pun akan memangkas alias PHK 450 pekerjanya, yang merupakan 14% dari total seluruh karyawannya.
Peritel yang didirikan sejak 1908 ini mencatat penjualan pada Juni lalu turun hingga 28% dibandingkan tahun lalu. Selfridges pun berencana meninjau semua biaya yang tidak penting dan akan menghentikan segala biaya yang dilihat dapat dihentikan untuk membantu penghematan perusahaan.
Dikutip dari CNN, Rabu (29/7/2020), tahun ini menjadi tahun terberat Selfridges. Pasalnya dibandingkan tahun lalu, tahun ini mengalami penurunan yang signifikan. Pada 2019 penjualan Selfridges mencapai US$ 2,38 miliar setara Rp 34 triliun (kurs Rp 14.600).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini pandemi virus Corona memberikan pukulan ke toko-toko high street di Inggris meski penjualan beralih ke toko online. Merek-merek termasuk pemilik Topshop, Arcadia, Harrods, dan peritel pakaian pria TM Lewis secara total telah memangkas 2 ribu pekerjanya pada awal Juli.
Selain itu, peritel kesehatan dan kecantikan Boots (WBA) mengumumkan akan memangkas 4 ribu pekerjaan dan menutup 48 toko kacamata. Sementara peritel John Lewis menutup delapan tokonya dan memangkas 1.300 pekerja.
Hingga saat ini masih banyak peritel yang mencoba mengalihkan penjualan ke toko online. Menurut Edge Retail Insight penjualan e-commerce Inggris tahun ini meningkat dari US$ 6,3 miliar (Rp 91 triliun) menjadi US$ 10,18 miliar (Rp 148 triliun).
(eds/eds)