Benarkah Ekonomi RI Pulih Tercepat Setelah China Seperti Kata Jokowi?

Benarkah Ekonomi RI Pulih Tercepat Setelah China Seperti Kata Jokowi?

Danang Sugianto - detikFinance
Rabu, 29 Jul 2020 11:57 WIB
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat realisasi pertumbuhan ekonomi secara kumulatif atau sampai September 2018 sebesar 5,17%.
Ilustrasi/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) yakin perekonomian Indonesia yang babak belur dihantam wabah COVID-19 akan segera pulih. Bahkan dia yakin dengan ramalan yang menyebutkan pemulihan ekonomi Indonesia akan menjadi yang tercepat kedua setelah China. Benarkah hal itu?

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah menerangkan, banyak hal yang menjadi faktor agar pemulihan ekonomi Indonesia bisa cepat. Salah satunya menjaga dunia usaha dan sektor keuangan agar tetap stabil selama masa pandemi.

"Kalau wabah bisa ditanggulangi dengan cepat, misalnya bisa berakhir sepenuhnya pada tahun 2021, dan dunia usaha kita saat itu masih bertahan tidak bangkrut maka kita bisa segera proses recovery," terangnya kepada detikcom, Rabu (29/7/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Piter memprediksi pada 2022 ekonomi Indonesia akan pulih seutuhnya bahkan lebih tinggi. Asalkan dunia usaha masih bisa bertahan selama masa berat pandemi.

Sementara faktor yang terpenting lainnya adalah pandemi COVID-19. Pandemi ini yang menjadi penyebab ekonomi Indonesia babak belur. Selama Corona masih ada, ketidakpastian masih terus menyelimuti.

ADVERTISEMENT

Peneliti ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira pun mengaku bingung dengan dasar yang disebutkan Jokowi. Sebab pandemi COVID-19 yang menjadi akar masalah masih menyebar di Indonesia.

"Dasar ramalannya apa saya juga bingung? Padahal jelas Indonesia belum selesai menghadapi pandemi di mana kasus positifnya tembus 100 ribu orang. Mau recovery kalau masyarakat takut belanja karena pandemi masih mengancam, kemudian efeknya pasti ke investasi dan industri manufaktur akan tahan ekspansi," ujarnya.

Di sisi lain, lanjut Bhima, pemerintah dinilai kurang fokus pada stimulus di bidang kesehatan yang pencairannya masih minim. Dia juga menilai bantuan untuk UMKM sebagai penopang ekonomi juga belum optimal.

"Padahal semua menunggu belanja pemerintah karena jadi harapan satu-satunya. Sudah cairnya lambat, pemerintah tidak cepat atasi hambatan birokrasi. Jadi Kalaupun ada negara yang cepat alami recovery maka negara itu adalah Vietnam," tutupnya.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Sebelumnya, Jokowi menjelaskan beberapa lembaga keuangan dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2021 kembali tinggi. IMF memperkirakan 5,4%, bank dunia 4,2% dan OECD 2,8-5,2%.

"Saya kira kalau perkiraan ini betul, kita akan berada pada posisi ekonomi yang juga mestinya itu di atas pertumbuhan ekonomi dunia," ujarnya saat membuka ratas virtual, Selasa (28/7/2020).

Tidak hanya itu, Jokowi juga menyebutkan, Indonesia juga diproyeksikan menjadi negara dengan pemulihan ekonomi paling cepat setelah China.

"Indonesia juga diproyeksikan masuk ke kelompok dengan pemulihan ekonomi tercepat setelah Tiongkok. Ini juga kalau proyeksi ini benar, saya kira patut kita syukuri," ujarnya.



Simak Video "Video: kala Jokowi Antar Cucu Liburan di Tengah Masa Penyembuhan"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads