Harga emas kini masih menunjukkan tren peningkatan. Hari ini, harga emas cetakan Antam di Pegadaian ukuran 1 gram naik Rp 18.000 atau 1,78% menjadi Rp 1.030.000/gram dari harga sebelumnya di Rp 1.012.000/gram di tengah lonjakan harga emas dunia yang mencapai rekor baru sepanjang sejarah.
Tak sedikit masyarakat yang mulai melakukan aksi profit taking. Bagaimana cara mereka mengeruk keuntungan di tengah situasi seperti ini? Apakah mengambil keuntungan lewat menjualnya emas yang dimiliki atau sekadar menggadai saja?
Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk PT Pegadaian (Persero) Harianto Widodo mengakui adanya peningkatan jumlah nasabah yang menggadaikan emas belakangan ini. Namun, peningkatannya terjadi tidak semata karena harga emas sedang melonjak tajam. Banyak faktor yang membuat naiknya nasabah gadai emas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bahwa benar banyak nasabah yang gadai itu karena memang setelah lebaran kemarin ada tren nasabah ingin gadai kembali. Tetapi memang akui kenaikan pertumbuhan nasabah sebulan terakhir itu 1% sekian, tapi nominal oustanding-nya sampai 3%," ujar Harianto dalam konferensi pers, Rabu (29/7/2020).
Tak hanya tren gadai emas yang meningkat, tren menabung emas juga tengah merangkak naik di masyarakat. Sehingga, membuat nasabah tabungan emas juga ikut alami kenaikan.
"Itu trenya naik, tapi saya belum liat angkanya apakah akan tembus 1.000 per troy atau sebagaimana tapi kita liat dulu. Tetapi kalau udah ketinggian masyarakat berhenti benvestasi karena dianggap terlalu mahal," sambungnya.
Lalu, bila dibandingkan dengan yang menjual emas, trennya masih lebih tinggi dari yang menabung emas. Sehingga dapat disimpulkan, antara yang menjual dan menggadai emas sama-sama mengalami peningkatan yang signifikan dalam beberapa bulan terakhir.
"Di pertengahan bulan Juni kemarin, itu kita lihat antara yang beli sama yang jual itu lebih banyak yang jual, tapi data belum bisa saya sampaikan saat ini," sambungnya.
Di kesempatan yang sama, Direktur Teknologi Informasi dan Digital Pegadaian Teguh Wahyono mengungkapkan, hingga Juni 2020 ini ada sebanyak 5,8 juta nasabah tabungan emas di Pegadaian. Jumlah itu meningkat 1,2 juta nasabah dibandingkan dengan posisi akhir tahun lalu yang sebesar 4,6 juta nasabah.
"Jadi sebagian besar adalah yang belajar Investasi makanya saldonya itu kecil tapi mereka memang kelompok anak yang belajar invetasi dalam bentuk emas," ungkapnya.
Teguh menambahkan, dari sisi saldo tabungan yang telah dihimpun sebanyak 4,98 ton emas. "Penjualan setengah tahun ini sudah 10 ton, penjualan tabungan emas," pungkasnya.
(dna/dna)