Di masa pandemi ini, sekolah dari rumah atau school from home (SFH) dipilih pemerintah untuk tetap menjalankan sektor pendidikan. Namun dalam penerapannya, kebijakan ini sering kali menghadapi masalah.
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengakui banyak kendala dari sistem ini. Sistem ini diterapkan karena pemerintah ingin memastikan keselamatan dan kesehatan semua stakeholder pendidikan.
Airlangga menjabarkan beberapa hal yang menjadi masalah, pertama, masalah teknis seperti ketersediaan alat, infrastruktur khususnya infrastruktur teknologi dan aplikasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua, masalah sumber daya manusia dan sistem pendidikan itu sendiri seperti kemampuan guru dan pola pembelajaran. Ketiga, masalah sosial yang berkaitan dengan kemampuan keluarga untuk mendukung sistem pembelajaran jarak jauh itu.
Pemerintah, kata Airlangga juga sudah mencari solusi dari permasalahan tersebut. Salah satunya dari sisi kesehatan dengan terus berupaya menerapkan protokol kesehatan dan mempercepat penemuan vaksin.
"Pemerintah sendiri, BUMN maupun pihak swasta terus dikoordinasikan agar kita bisa menemukan dan menerapkan pemberian vaksin sesegera mungkin. Untuk itu kita bekerja sama juga dengan berbagai lembaga internasional dan negara-negara sahabat," terangnya dalam keterangan tertulis, Rabu (29/7/2020).
Dalam masalah peralatan teknis, Airlangga menekankan perlunya ketersediaan dan keterjangkauan DNA (device, network, and application). Menurutnya pemerintah terus mengupayakan agar setiap siswa dan tenaga pendidik di seluruh Indonesia punya peralatan yang memadai dan murah.
Langsung klik halaman selanjutnya.
Simak Video "Video: Nego Tarif Trump, Indonesia Bakal Impor Produk AS Senilai Rp 547 T"
[Gambas:Video 20detik]