Raksasa Bank Eropa Tambah Cadangan Kas Hadapi Kredit Macet

ADVERTISEMENT

Raksasa Bank Eropa Tambah Cadangan Kas Hadapi Kredit Macet

Aulia Damayanti - detikFinance
Kamis, 30 Jul 2020 11:32 WIB
Dana 1,9 Miliar Euro Hilang di Asia, Saham Wirecard Anjlok Sampai 90 Persen
Ilustrasi/Foto: DW (News)
Jakarta -

Tiga bank besar di Eropa, dari Barclays (BCS), Deutsche Bank (DB), dan Banco Santander berupaya menyisihkan miliaran dolar ke cadangan perusahaan. Hal itu dilakukan dalam mengantisipasi kredit macet saat ekonomi global terancam resesi.

Menurut laporan pendapatan perbankan tiga bank itu secara kolektif menyisihkan hampir US$ 6,6 miliar setara Rp 96 triliun pada kuartal-II. Pencadangan ini juga dilakukan guna menghadapi kerugian yang berlangsung di tengah pandemi virus Corona.

Dikutip dari CNN, Kamis (30/7/2020) pandemi virus Corona telah memperburuk dunia perbankan. Pada semester pertama, laba Santander sebelum pajak tercatat anjlok 49%. Hal itu disebabkan kredit macet lebih dari US$ 8,2 miliar (Rp 120 triliun).

Sedangkan laba sebelum pajak dari Barclays turun 58% pada periode yang sama. Selain itu nilai utangnya naik empat kali lipat dari tahun lalu menjadi US$ 4,8 miliar sebagai dampak virus Corona.

Sementara Deutsche Bank membukukan laba semester pertama senilai US$ 427 juta (Rp 6 triliun). Namun, kerugian bank tercatat lebih besar yakni senilai US$ 767 juta (Rp 11 triliun) dibandingkan tahun lalu.

CEO Deutsche Bank Christian Sewing mengatakan bahwa pandemi virus Corona menjadi masa menantang bagi bank di Eropa. Pihaknya akan terus meningkatkan pendapatan dan mengurangi biaya agar tetap memenuhi target perusahaan.

Deutsche Bank meningkatkan cadangan uangnya untuk mengatasi kredit macet sebesar US$ 894 juta (Rp 13 triliun) pada kuartal-II 2020.

Dalam menghadapi buruknya perekonomian di masa pandemi virus Corona, para pemimpin Eropa pekan lalu telah menyetujui anggaran paket pemulihan sebesar US$ 2 triliun (Rp 29.200 triliun). Uang senilai US$ 880 miliar (Rp 12.800 triliun) digunakan untuk membangun ekonomi Uni Eropa yang tercatat paling terpuruk saat ini.

Komisi Eropa berharap produk domestik bruto (PDB) UE dapat menyusut 8,3% di 2020 ini. Dengan harapan tahun depan dapat bertumbuh 5,8%. Sementara kini Inggris telah masuk ke jurang resesi terburuk sejak 300 tahun. Menurut Bank of England ekonomi Inggris telah menyusut 14% tahun ini.



Simak Video "Industri Paylater Dinilai Tak Akan Ganggu Perkembangan Sektor Kredit Perbankan"
[Gambas:Video 20detik]
(eds/eds)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT