Seperti pendidikan kuliah pada umumnya, pendidikan sebagai perencana keuangan juga memiliki jenjang dan berpengaruh terhadap gelar yang diperoleh. Untuk menjadi perencana keuangan, Aidil bilang, minimal harus level intermediate dengan waktu pendidikan lebih dari 150 jam.
"Pendidikan kalau di tempat kami ada levelnya. Level basic, intermediate sampai advance. (150 jam) itu di luar kasus karena harus mengerjakan kasus, kemudian di kita ujiannya ada 2, ada ujian tertulis sama kasus dan ada presentasi kasusnya kalau di kita, disebutnya sidang," terang Aidil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Profesi menjadi perencana keuangan bisa dikatakan cukup fleksibel karena profesi ini bisa menjadi pekerjaan 'sampingan'.
"Kita masih memperbolehkan mereka untuk kerja profesi lain, nggak masalah. Jadi ada orang yang jadi perencana keuangan full time, tapi ada yang masih part time. Ada juga yang ibu rumah tangga jadi perencana keuangan, banyak. Ada juga orang yang kerja di institusi keuangan dia kerja di bank, asuransi, tapi di waktu luangnya dia jadi perencana keuangan," tuturnya.
Selain itu, menjadi perencana keuangan dinilai memiliki prospek karir yang sangat menjanjikan ke depan. Pasalnya diprediksi ke depan akan semakin banyak kelas menengah atas yang membutuhkan perencana keuangan. Di sisi lain belum banyak seorang perencana keuangan.
"Prospeknya sangat menjanjikan karena kelas menengah Indonesia ini kan banyak apalagi di dunia. Jadi kalau kita bicara kelas menengah ada 50 juta, ya sebesar itulah prospek pasarnya. Sementara jumlah perencana keuangan masih belum banyak, jadi potensi pasarnya masih luas," tandasnya.
Simak Video "Video: Pertimbangkan Ini Sebelum Investasi, Termasuk Pajak! "
[Gambas:Video 20detik]
(fdl/fdl)