Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet menambahkan, resesi AS tidak seperti resesi Hong Kong, Korsel, Singapura dan negara lainnya. Resesi ekonomi AS akan memiliki dampak signifikan bagi perdagangan Indonesia.
"Resesi AS perlu diwaspadai karena AS merupakan partner dagang terbesar Indonesia setelah China. Share ekspor Indonesia ke AS sebesar 10%. Jika dilihat dari produk, 50% ekspor alas kaki dan tekstil Indonesia juga dikirim ke AS," kata Yusuf.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara produk Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) merupakan salah satu produk ekspor unggulan Indonesia. Artinya resesi AS berpotensi akan semakin menekan kinerja ekspor Indonesia di tahun ini.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah menerangkan, dari sederet negara yang mengalami resesi kebanyakan terpengaruh turunnya ekspor. Namun menurutnya hal itu tidak akan berdampak signifikan buat Indonesia karena roda ekonominya tidak terlalu bergantung terhadap ekspor.
"Jadi resesi di AS Dan di banyak negara lainnya tidak akan menambah buruk perekonomian Indonesia. Dampak resesi di berbagai negara termasuk AS sudah kita rasakan di mana ekspor kita sudah menurun. Tidak akan berdampak lebih besar lagi. Perekonomian kita sudah terkontraksi, khususnya oleh karena wabah yang menyebabkan konsumsi dan investasi kita menurun," papar Piter.
Baca juga: 3 Fakta Uni Eropa yang Masuk Jurang Resesi |
(hns/hns)