Daya Beli Orang RI 'Lemah Syahwat' di Kuartal II-2020

Daya Beli Orang RI 'Lemah Syahwat' di Kuartal II-2020

Hendra Kusuma - detikFinance
Selasa, 04 Agu 2020 11:38 WIB
Ilustrasi THR
Foto: shutterstock
Jakarta -

Tingkat konsumsi rumah tangga atau daya beli orang Indonesia pada kuartal II-2020 tidak memberikan kontribusi besar ke pertumbuhan ekonomi nasional atau produk domestik bruto (PDB).

Tingkat konsumsi rumah tangga merupakan kontributor terbesar bagi pembentukan PDB nasional. Kontribusinya sekitar 56% disusul oleh investasi atau PMTB, ekspor dan seterusnya.

Kepala Ekonom Bank BCA, David Sumual mengatakan daya beli masyarakat Indonesia dalam kondisi yang lemah di kuartal II-2020. Hal itu terjadi pada saat pemerintah menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di banyak daerah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kuartal II, kalau untuk konsumsi drop biasanya menopang ekonomi kita, biasanya kan dia 56%, sekarang turun dia seperempatnya dari normal. Dari total belanja biasanya tumbuh sekitar 5% nah ini drop," kata David saat dihubungi detikcom, Selasa (4/8/2020).

Pelemahan daya beli atau tingkat konsumsi rumah tangga masyarakat juga tergambar dari realisasi indeks harga konsumen (IHK) yang mengalami deflasi 0,10% di Juli 2020. Dengan begitu, inflasi tahun kalender dari Januari-Juli tercatat sebesar 0,98% dan inflasi tahunan (YoY) sebesar 1,54%.

ADVERTISEMENT

"Kelihatan inflasi kemarin rendah bahkan deflasi, kelihatan di inflasi inti 0,16% itu cermin daya beli masih lemah," ujarnya.

Sementara itu, Vice President Economist PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede mengatakan pelemahan daya beli atau tingkat konsumsi rumah tangga terlihat dari kinerja beberapa sektor industri. Seperti penjualan ritel terkontraksi -14,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu -1,8%.

Lalu, penjualan mobil dan motor pun terkontraksi masing-masing -70,4% dan -79,7% di kuartal II. Ditambah lagi indeks kepercayaan konsumen pada kuartal II-2020 menurun signifikan yakni -33,7% dibandingkan periode sama tahun 2019.

Selain itu, impor barang konsumsi sepanjang tahun kuartal II tahun ini -11,9% dibandingkan periode sama tahun 2019 yang tercatat -4,7%.

"Pertumbuhan konsumsi rumah tangga diperkirakan terkontraksi ke kisaran -4,79% dari kuartal sebelumnya 2,84%," kata Josua.




(hek/ara)

Hide Ads