Padahal biasanya kunjungan wisman ke Indonesia bisa mencapai 18 juta orang/tahun.
"Menurut perkiraan kami situasi pariwisata yang kalau harusnya sebelum ada covid adalah itu 18 juta dulu, sekarang tahun ini sekitar 2,8-4 juta wisatawan, yang harusnya 18 juta," ujar Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Hari Santosa Sungkari, dalam webinar yang dihelat oleh Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Jumat (7/8/2020).
Selain itu jumlah wisatawan lokal juga bakal mengalami kondisi serupa dengan wisman. Jumlah wisatawan lokal diperkirakan hanya 130 juta orang/tahun, dari target 310 juta orang/tahun.
"Itu juga wisatawan domestik yang diperkirakan 310 juta hanya akan ada terjadi 140 juta, kalau kita pada angka sampai sekarang. Untuk wisatawan mancanegara akan terjadi di 2024 atau 2025," papar Hari.
Merespons kondisi di atas, pemerintah mengkaji untuk membuka pariwisata dengan travel bubble alias akses masuk untuk turis dari beberapa negara terbatas. Pemerintah sedang menjalin komunikasi dengan Korea Selatan, Taiwan, dan China.
"Tentu kita akan pikirkan dengan negara yang pengelolaan kesehatannya baik dan kasus COVID-nya rendah. Ada Korea Selatan, Taiwan, China, yang bagus tapi kita belum menentukan," jelas Hari.
Hari menambahkan pemerintah juga menjajal pihak Singapura soal travel bubble ini. Namun, Singapura nampaknya sampai akhir tahun masih melarang warganya ke luar negeri.
"Singapura bahkan sampai akhir tahun belum membolehkan warganya keluar dari negaranya. Jadi masih jauh dengan Singapura," kata Harii.
(hns/hns)