Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan sudah mengalokasikan anggaran untuk pengadaan vaksin COVID-19. Anggaran tersebut diambil dari program pemulihan ekonomi nasional (PEN) khususnya klaster kesehatan yang penyerapannya masih lambat.
Dia memperkirakan anggaran sebesar Rp 23,3 triliun sebagai usulan pemanfaatan program kesehatan. Pada usulan ini salah satunya dialokasikan untuk pengadaan vaksin COVID-19.
"Dari sisi anggaran dari 2020 yang melalui anggaran kesehatan belum terserap itu dicadangkan untuk vaksin dan untuk tahun depan kita akan mencadangkan. Kalau untuk angkanya, vaksin saya belum tau, harganya belum tahu, jadi nggak tahu angkanya. Namun kita cadangkan berdasarkan estimasi saja," kata Sri Mulyani dalam video conference, Jakarta, Senin (10/8/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sri Mulyani menceritakan, produksi vaksin COVID-19 akan datang dari berbagai lembaga seperti kerja sama antara BUMN melalui Bio Farma yang bekerja sama dengan Sinovac dan juga kerja sama dengan Bill & Melinda Gates Foundation, serta vaksin yang sedang dibuat oleh pihak swasta dan lembaga riset Eijkman.
Dia mengaku, pemerintah akan mendukung dari sisi pendanaan khususnya terhadap riset pembuatan vaksin yang dilakukan oleh lembaga di tanah air.
"Hari ini kalau untuk riset dan lain-lain butuh anggaran kita dukung penuh seperti Eijkman Kementerian Riset dan dukung agar bisa hasilkan vaksin. Jangan lupa kebutuhan vaksin luar biasa banyak," kata Sri Mulyani.
(hek/hns)