Bila Ada Resesi, Mentan Pede Sektor Pertanian Tak Banyak Terganggu

Bila Ada Resesi, Mentan Pede Sektor Pertanian Tak Banyak Terganggu

Vadhia Lidyana - detikFinance
Kamis, 13 Agu 2020 21:06 WIB
Mentan Syahrul Yasin Limpo
Foto: dok Kementan
Jakarta -

Ancaman resesi terus menghantui sejak Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 5,32% di kuartal II-2020. Meski perekonomian Indonesia mengalami kinerja yang negatif, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo berpendapat sektor pertanian tetap tumbuh positif. Oleh sebab itu, ia optimistis ancaman resesi tak akan mengganggu sektor pertanian.

"Pertanian memang dari pengalaman saya, dari resesi ke resesi yang ada tidak pernah terganggu yang terlalu besar. Dampaknya ada, tapi paling tidak masih dibutuhkan orang," kata Syahrul dalam webinar Sekolah Politik Indonesia, Kamis (13/8/2020).

Meski pandemi Corona menghambat jalannya aktivitas ekonomi, namun kebutuhan akan komoditas pangan tak terganggu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak ada orang di dunia, secara nasional yang tidak butuh makan. Pada posisi itu dia butuh pertanian, dia butuh ketahanan pangan. Berarti ini adalah bagian-bagian yang masih sangat menjanjikan besok, dan perlu kita akselerasi dengan lebih baik," urainya.

Hal itu menurutnya terbukti dengan ekspor komoditas pertanian yang mengalami pertumbuhan di bulan Juni-Juli, meski sempat terhambat pada Maret-April lalu.

ADVERTISEMENT

"Ekspor pertanian 1 bulan lalu itu (tumbuh) 12,6%, sekarang naik 15,4%, itu data BPS dan data kita. Oleh karena itu ekspor juga mulai pulih. Dampak awal dari pertanian itu waktu terjadi lock di mana-mana, di berbagai negara, ekspor kita 1 bulan pertama, Maret-April terasa. Tetapi sekarang pelan-pelan, bahkan pertanian tumbuh 15,4%," terang Syahrul.

Dari sisi pasokan, Syahrul juga mengatakan stok beras dalam negeri aman. Menurutnya, di akhir Juni 2020 Indonesia mengalami surplus stok beras 3,86 juta ton.

"Kita memiliki produksi sampai Juni itu, dari Januari-Juni 17,33 juta ton, dan kemudian ada yang ter-carry over dari 2019. Dari Bulog dan lain-lain masih ada carry over, dengan demikian produksi kita 30,41 juta ton gabah kering giling, setara dengan beras 17,33 juta ton (Januari-Juni 2020). Dan kebutuhan makan kita Januari-Juni 15,27 juta ton. Oleh karena itu stok akhir di Juni masih ada 3 juta lebih. Jadi kita masih punya 3,86 juta ton," pungkasnya.




(zlf/zlf)

Hide Ads