Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengaku sempat grogi awal-awal Indonesia dilanda COVID-19. Sebab muncul desakan untuk lockdown sementara pemerintah masih mempelajari ancaman virus Corona.
"COVID-19 ini, jujur waktu awal-awal kita tuh terus terang Maret-April itu agak grogi juga, saya katakan itu karena orang desakan mau lockdown," kata Luhut saat pidato ilmiah dalam rangka memperingati Dies Natalis IV Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) yang di YouTube, Jumat (14/8/2020).
Dalam posisi seperti itu, Luhut mengatakan pembantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyarankan agar Indonesia tidak melakukan lockdown.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami menyarankan kepada Presiden 'Pak kita tenang dulu Pak, ini barang baru ini, kita belum tahu nih, ini musuh yang bagaimana nih kita nggak tahu, kita lihat'. Kita kaji, lihat semua akhirnya sepakat jangan lockdown," sebutnya.
Belakangan, menurut Luhut kebijakan pemerintah yang tidak melakukan lockdown mendapatkan apresiasi. Kebijakan yang diambil saat itu adalah pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
"Di luar ada yang sok, maaf ya bukan sok pintar ya, ada yang kasih ini (saran lockdown), padahal informasinya cuma satu, kita kan dengar semua. Begitu kita terapkan PSBB, India lockdown, (negara) mana lagi lockdown, ekonominya jeblok. Sekarang orang memuji kita tidak melakukan lockdown," ujarnya.
Setidaknya saat ini, lanjut dia kasus positif virus Corona di Indonesia mengalami tren penurunan.
"Sekarang kita sudah melakukan pemeriksaan rata-rata hampir 30.000 orang per harinya dan kalau kita lihat case-nya sekarang makin lama makin menurun. Jadi jumlah (pemeriksaan) naik, infected-nya juga makin lama makin menurun," tambah Luhut.
(toy/ara)