Produsen pesawat Boeing berencana memangkas lebih banyak pegawainya. Sekitar lebih dari 16 ribu pekerja akan terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). PHK terpaksa dilakukan karena perusahaan mengalami pembatalan ratusan pesanan dan rendahnya permintaan selama pandemi virus Corona.
Pembatalan dan rendahnya pesanan disebabkan anjloknya permintaan penerbangan oleh maskapai di masa pandemi Corona. PHK ini telah direncanakan sejak April lalu dan akan berdampak pada staf di beberapa unit pesawat komersial.
"Pandemi telah menimpa orang-orang kami, bisnis kami, dan industri kami. Meskipun ada beberapa tanda pemulihan, kenyataannya kami berada dalam posisi yang menantang," kata CEO Boeing Dave Calhoun, dikutip dari CNN, Rabu (18/8/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tindakan PHK ini akan mengurangi lebih dari 10% tenaga kerja Boeing secara global. Boeing juga mengungkap, kemungkinan pekerja akan mengambil PHK sukarela dengan paket gaji dan tunjangan.
Industri penerbangan kini kian terpuruk. Sebelumnya 5.500 karyawan Boeing setuju mengambil PHK sukarela. Kemudian pada Mei lalu sekitar 6.800 karyawan diberhentikan.
Bulan lalu, Boeing mengatakan akan memproduksi pesawat dengan kecepatan yang lebih lambat untuk tahun mendatang. Dari memberhentikan produksi pesawat 747 versi kargo 2022 dan masih mempertimbangkan produksi 787 Dreamliner yang masih berlanjut di pabrik Washington dan Carolina Selatan.
(fdl/fdl)