5 'Serangan' ke Rupiah: Palu Arit hingga Baju Adat China

5 'Serangan' ke Rupiah: Palu Arit hingga Baju Adat China

Vadhia Lidyana - detikFinance
Rabu, 19 Agu 2020 14:50 WIB
Uang Khusus HUT RI ke-75
Foto: Dok. Bank Indonesia

4. Gambar Pakaian Adat China dalam Uang Khusus Rp 75.000

Viral di medsos uang pecahan Rp 75.000 atau uang rupiah khusus untuk memperingati HUT RI-75 pada 17 Agustus 2020 kemarin disebut bergambar baju adat dari China.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Departemen Pengelolaan Uang Marlison Hakim mengungkapkan jika baju adat yang ada di uang tersebut bukan berasal dari China.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu adalah baju adat dari Kalimantan Utara, adat suku Tidung ya Kalimantan Utara. Bukan dari China, ini asli daerah Indonesia!," kata Marlison dalam konferensi pers, Selasa (18/8/2020).

Uang Khusus HUT RI ke-75Uang Khusus HUT RI ke-75 Foto: Dok. Bank Indonesia

Dia mengungkapkan BI bekerja sama dengan pemerintah daerah (Pemda), dinas pendidikan dan dinas kebudayaan untuk penggunaan gambar baju adat suku Tidung ini di uang kertas.

ADVERTISEMENT

"Coba carilah di Google, baju adat suku Tidung, ya keluarnya akan seperti itu. Kita menampilkan 9 baju daerah ini untuk merepresentasikan kekayaan budaya Indonesia melalui pakaian daerah itu," jelas dia.

5. Tudingan BI Raup Untung Rp 5,6 T dari Penerbitan Uang Khusus

Kali ini, ada yang menyebut BI mengambil keuntungan hingga Rp 5.625 miliar atau Rp 5,6 triliun dengan mencetak 75 juta lembar uang khusus kemerdekaan tersebut.

Tudingan itu ramai di grup percakapan WhatsApp. Dalam narasinya disebutkan pula modal kertas, tinta, dan ongkos cetak senilai Rp 250 per lembar. Karena itu BI mendapatkan untung Rp 74.750 per lembar.

Dari situ BI disebut mengantongi keuntungan dari hasil penjualan uang khusus sekitar Rp 5.606 miliar.

Inikah Uang Khusus HUT RI yang Besok Diluncurkan?Inikah Uang Khusus HUT RI yang Besok Diluncurkan? Foto: Dok. Istimewa

Berikut narasi chat tersebut:

"Bank Indonesia cetak 75 juta lembar uang senilai Rp. 75 rb. Berarti senilai Rp. 5.625 Milyar atau Rp. 5,6 Trilyun ! Modal kertas, tinta, ongkos cetak sekitar Rp. 250,-/lembar. Untung Rp. 74.750,-/lbr. Total keuntungan, kalau terjual semua : Rp. 5.606 Milyar, atau masih kisaran Rp. 5,6 Triliun. Artinya, BI/Pemerintah "galang dana" dari masyarakat walau argumennya tidak mengedarkan uang baru & tidak utk transaksi. Ini namanya juga jual beli uang kertas dengan kertas = riba kwadrat. Sisi lain : jerih payah untuk dapat hasil uang Rp. 75.000,- hanya untuk ditukar dgn "selembar kertas suvenir" ? Kalau perak per gram semisal harga 20.000/gr, maka BI main sulap, ciptakan Perak Murni seberat 281.250.000 Gram dalam kedipan mata. #TolakSulapRiba #SihirUang

detikcom sudah berupaya menghubungi pihak departemen komunikasi BI. Namun hingga berita ini diturunkan, pihak BI belum memberikan tanggapan.



Simak Video "Video: Rupiah Kembali Stabil, BI Terapkan Kebijakan Ini"
[Gambas:Video 20detik]

(dna/dna)

Hide Ads