Diversifikasi Pangan Lokal, Ada Cokelat Singkong hingga Siomay Talas

Diversifikasi Pangan Lokal, Ada Cokelat Singkong hingga Siomay Talas

Inkana Putri - detikFinance
Rabu, 19 Agu 2020 17:28 WIB
Kementan
Foto: Inkana Putri/detikcom
Jakarta - Dalam mendukung ketahan pangan lokal, Kementerian Pertanian meluncurkan Gerakan Diversifikasi Ekpose UMKM Pangan Lokal dan Buah Nusantara Tahun 2020 di Halaman PIA Kementerian Pertanian, Jakarta. Sebanyak 53 UMKM turut memeriahkan gerakan ini dengan menghadirkan berbagai macam pangan lokal berbahan dasar selain beras.

Dalam acara tersebut, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan rasa kagumnya terhadap beragam panganan lokal dalam acara tersebut. Menurutnya, di Indonesia banyak makanan lokal yang bisa dibudidayakan untuk makanan sehari-hari. Melalui gerakan ini, Syahrul mendorong agar masyarakat bisa hidup sehat dengan mengonsumsi sumber karbohidrat lain selain beras.

"Saya lihat tadi ada dari ubi, talas, pisang, sagu, kentang, dan saya kagum rasanya bervariasi," ujarnya saat ditemui dalam acara tersebut, Rabu (19/8/2020).

"Launching Diversifikasi Makanan Kita Kenyang Kita Sehat Tidak Hanya dengan Beras adalah bagian yang kita coba dorongkan hari ini. Kita harus yakin diversifikasi makanan lokal adalah bagian yang menjanjikan untuk bisa dibudidayakan oleh masyarakat pertanian yang ada," imbuhnya.

Selain meluncurkan gerakan ini, Syahrul juga mengatakan pihaknya akan mendukung UMKM pangan lokal dengan memasarkan ke luar negeri melalui program One Day With Coffee. Adapun program ini nantinya akan berupa pameran kopi yang menghadirkan berbagai produk UMKM Indonesia.

"Semua UMKM yang bisa kita ekspor ke mancanegara, dibuatkan One Day With Coffee di semua benua yang ada di dunia. Saya berharap Pak Sekjen bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri menggunakan atase ekonomi, perdagangan, dan pertanian yang ada di luar negeri sehingga semua produk UMKM yang non-beras dan layak bisa diekspor," katanya.

"Ayo sama-sama kita dorong, kita buat sama-sama di luar negeri Hari Khusus Indonesia dengan mengundang secara gratis orang minum kopi dan One Day With Indonesia Coffee agar kita lakukan tahun ini. Saya tadi sudah bicarakan dengan Pak Sekjen, katanya kita akan programkan itu secara singkat," paparnya.

Sementara itu, salah satu peserta dari UMKM Melati asal Banten Ratna Kumala merasa terbantu dengan adanya gerakan ini. Melalui gerakan ini, dirinya bisa memamerkan berbagai inovasi produk-produk pangan lokal miliknya, yakni Cokelat Singkong dan Gipang Singkong.

"Ini produknya coklat singkong, biasanya kan coklat dalamnya wafer tapi saya ganti dengan singkong. Tapi kita buat inovasi baru dari singkong karena di Cilegon banyak sumber daya alam (singkong) yang melimpah ruah, jadi kita bikin ini," katanya.

KementanKementan Foto: Inkana Putri/detikcom

Selain itu, Komunitas Saung Taleus Andi Septiandi dari Komunitas Saung Taleus juga merasakan manfaat adanya gerakan ini. Pasalnya, selain bisa membantu pemasaran produk UMKM milik komunitasnya, gerakan ini secara tak langsung juga membantu para petani lokal.

"Komunitas Saung Taleus menjadikan pangan lokal, khususnya talas lebih optimal karena selama ini talas dikenal sebagai tanaman yang kurang banyak manfaat. Di satu sisi kita juga ingin menciptakan hubungan yang baik antara pelaku usaha dan petani. Sehingga komunitas ini menjadi penghubung petani bisa punya tempat menjual hasil budidayanya, dan pelaku UMKM bisa mendapatkan bahan baku yang dibutuhkan," jelasnya.

Dalam acara ini, selain Keripik Talas Balitung, Komunitas Saung Taleus juga menawarkan produk unik unggulannya, yakni Siomay Talas. Pemilik UMKM Siomay Talas, Citra mengatakan awalnya siomay miliknya hanyalah usaha rumahan saja, hingga akhirnya ia bergabung bersama Komunitas Saung Taleus dan memperluas produknya

"Siomay Talas kurang lebih sudah berjalan selama satu tahun, sekarang ada inovasi juga kolak talas, dan mie talas. Kalau siomay itu kan dari tepung terigu, jadi kita menghindari adanya gluten di dalam siomay jadi diganti dengan tepung talas yang kaya serat. Awalnya homemade karena kita ketemu sama banyak UMKM terus kita bikin komunitas dari bahan pangan lokal dari talas," katanya.

Selain sebagai bentuk dukungan gerakan diversifikasi pangan lokal, Syahrul juga mengajak agar masyarakat mulai untuk bertani. Syahrul juga menjelaskan Kementan selalu mendukung gerakan yang berkaitan dengan pertanian, salah satunya melalui Kredit Usaha Rakyat.

"Semua orang di sekitar kita butuh pertanian butuh makan, skala ini harus kita penuhi. Kementerian Pertanian dan Gubernur di seluruh Indonesia mendukung bahwa halaman rumahmu adalah bagian-bagian yang bisa menjadi solusi berbagi hal yang berkaitan dengan ketahanan pangan," katanya.

"Semua fasilitas dan kemudahan bagi mereka yang mau bertani sebenarnya tersedia, salah satunya melalui Kredit Usaha Rakyat dan sampai hari ini kita sudah pakai Rp 25 triliun," pungkasnya.


(ega/hns)

Hide Ads