Fahmi Tak Mau Toleransi Industri Pelaku Toll Manufacturing
Jumat, 06 Jan 2006 16:06 WIB
Jakarta - Apapun alasannya, pemerintah tidak akan menoleransi industri yang melakukan toll manufacturing (olah titip), yang memproduksi produknya di luar negeri dengan tetap menggunakan merek jual lokal.Sebaliknya, menurut Menteri Perindustrian (Menperin) Fahmi Idris, pemerintah akan mendorong agar industri saat ini menjadi kuat dan kokoh di Indonesia."Ada beberapa produk yang menggunakan toll manufacturing, yakni perusahaan Indonesia yang membuat barangnya di luar Indonesia. Walaupun dengan bermacam-macam alasan meski obyektif tetap tidak dibenarkan," kata Fahmi.Hal itu diungkapkannya usai bertemu dengan asosiasi pengusaha makanan dan minuman serta tembakau di Gedung Departemen Perindustrian, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (6/1/2006). Menurut Fahmi, pemerintah akan meminta perusahaan yang melakukan toll manufacturing untuk mengubah kebijakannya.Sejumlah perusahaan seperti produsen Nescafe dan makanan Ting Ting yang diproduksi Garuda Food, telah melakukan toll manufacturing di luar negeri seperti Cina, dengan alasan biaya produksi lebih murah.Seperti diakui, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indoensia (Gapmmi) Thomas Dharmawan, memang ada beberapa perusahaan Indonesia yang berproduksi di luar negeri.Namun, dilakukannya toll manufacturing itu, menurut Thomas, lebih disebabkan karena ada produk tertentu yang teknologinya tidak dimiliki di Indonesia."Sebenarnya dalam semangat ASEAN diizinkan membangun pabrik di dua negara dan ini bukan merupakan satu ancaman," ungkap Thomas.Menurutnya, bertambahnya perusahaan yang melakukan toll manufacturing, disebabkan karena riset dan pengembangan industri makanan masih terbatas pada industri besar. Berbeda dengan negara lain seperti Cina, yang memiliki riset sudah maju."Toll manufacturing adalah tren global, kita tdak bisa menampiknya, kalaupun ada kita yang harus mengajari konsumen untuk menggemari produk dalam negeri," tuturnya.
(ir/)