Kontraksi ekonomi yang terjadi pada Malaysia membuat Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati waspada. Sebab pelemahan ekonomi yang terjadi di negara tetangga itu cukup dalam, bahkan lebih rendah dibandingkan Indonesia.
Menurut Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu, apa yang dialami oleh negara serumpun, Malaysia harus menjadi pemacu agar Indonesia tak mengalami nasib yang sama.
"Kalau negara tetangga kita seperti Malaysia mengalami kontraksi hingga di atas 17%, kita mengalami kontraksi di angka 5,3%, ini harus menjadi pemacu bagi kita untuk menghindarkan kondisi pemburukan ekonomi yang berkelanjutan," kata dia saat memberi arahan pada pelantikan pejabat eselon I dan II yang ditayangkan di saluran YouTube Kemenkeu RI, Senin (24/8/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelemahan ekonomi tersebut sebagai dampak dari pandemi COVID-19 yang dialami hampir semua negara di dunia.
"Banyak negara yang mendapatkan dampak yang luar biasa dalam bentuk ekonominya merosot sangat tajam. Beberapa negara pada Kuartal kedua telah menunjukkan kontraksi ekonomi yang sangat dalam," jelasnya.
Oleh karena itu, lanjut Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu, pemerintah terus memonitor program pemulihan ekonomi nasional yang tertuang di dalam Perpres 72 untuk APBN, serta langkah-langkah penanganan baik di sektor kesehatan, bantuan sosial, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan sektor-sektor lainnya.
Dia juga meminta anak buahnya bekerja lebih keras dalam menghadapi kondisi saat ini. Baca di halaman selanjutnya.
Simak Video "Video: Sri Mulyani Sebut APBN Bulan Mei Defisit Rp 21 T"
[Gambas:Video 20detik]