Indonesia saat ini berada di pinggir jurang resesi ekonomi. Jika di kuartal III-2020 ekonomi minus lagi, ekonomi RI resmi resesi.
Namun sebagai bendahara negara dan penjaga ekonomi Indonesia, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan, pemerintah tak akan mengibarkan bendera putih. Setidaknya sebelum kuartal III-2020 ini berakhir.
"Jangan menyerah dulu, kan masih ada 1 setengah bulan, jadi kita upayakan," ujarnya di gedung DPR, Jakarta, Kamis (26/8/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Sri Mulyani, konsumsi masyarakat yang menjadi motor roda ekonomi masih bisa diharapkan. Apa lagi masyarakat sudah mulai beraktivitas di era new normal.
"Kalau konsumsi bisa meningkat dengan orang mulai kegiatannya. Tadi kalau dilihat dari mobility index-nya sudah meningkat, tapi bagaimana mobility index-nya bisa diterjemahkan menjadi kegiatan ekonomi seperti konsumsi dan investasi, itu menjadi tantangan kita semua," tuturnya.
Meski begitu, Sri Mulyani menilai catatan ekonomi RI yang -5,32% masih jauh lebih baik dari negara lain yang ekonominya terkontraksi minus hingga double digit. Dengan catatan itu, maka ekonomi RI masih lebih mudah untuk kembali ke tren pertumbuhan positif.
"Kan kita sekarang -5,32% itu dibanding negara lain yang lebih dalam, ya itu kita bisa meningkat jauh lebih dekat dibandingkan kalau kita negatifnya double digit. Namun tetap kita waspadanya itu faktor yang mendukung pemulihan itu. Melalui budget pemerintah, ya masyarakat, ya investasi, jadi kita tetap akan berkomunikasi mengenai hal itu," tutupnya.
Namun, banyak yang bilang resesi ekonomi RI sudah tidak terelakkan. Baca di halaman selanjutnya.
Simak Video " Video Respons Mendikdasmen soal Wacana Pembelajaran Pasar Modal ke Siswa SD"
[Gambas:Video 20detik]