Pertama Kalinya! Rolls-Royce Rugi Sampai Rp 104 Triliun

Pertama Kalinya! Rolls-Royce Rugi Sampai Rp 104 Triliun

Herdi Alif Alhikam - detikFinance
Jumat, 28 Agu 2020 10:20 WIB
Rolls-Royce Aerospace
Foto: (Rolls Royce/CNN)
Jakarta -

Pabrikan mesin pesawat jet asal Inggris Rolls-Royce melaporkan mengalami kerugian imbas virus Corona. Kerugian yang dialami cukup besar, bahkan mencetak rekor kerugian perusahaan.

Kerugian ini terjadi disebabkan permintaan perjalanan udara menurun, yang mendorong berkurangnya permintaan mesin jet untuk pesawat.

Dilansir dari BBC, Jumat (28/8/2020) perusahaan telah mengumumkan kerugian sebelum pajak pada paruh pertama sebesar Β£ 5,4 miliar atau sekitar Rp 104,22 triliun (dalam kurs Rp 19.300).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala eksekutif Rolls Royce Warren East mengaku pesimis permintaan mesin jet akan pulih selama lima tahun ke depan. Dia mengatakan Rolls-Royce awalnya berharap dapat mengirimkan hingga 500 mesin jet tahun ini, tetapi sekarang hanya akan mengelola setengahnya.

Pada hari Rabu, perusahaan sendiri sudah melakukan penutupan pabrik di Nottinghamshire dan Lancashire. Hal ini dilakukan untuk memangkas 3.000 pekerjaan di seluruh Inggris.

ADVERTISEMENT

Langkah tersebut merupakan bagian dari pemotongan biaya yang diumumkan sebelumnya. Perusahaan juga akan memangkas tenaga kerja globalnya hingga seperlima.

Rolls-Royce sendiri mempekerjakan 50.000 orang di seluruh dunia, sekitar setengahnya di Inggris. Hingga kini sudah ada 4.500 orang pekerja di seluruh dunia telah meninggalkan perusahaan.

Rolls-Royce saat ini juga sedang melakukan restrukturisasi terbesar dalam sejarahnya. Mereka akan mengurangi jumlah pabrik besar yang dimilikinya di seluruh dunia dari 11 menjadi cuma 6.

Perakitan dan pengujian mesin bodi lebar, yang saat ini dilakukan di tiga lokasi global, akan dikonsolidasikan pada pabrik utamanya di Derby.

Rolls-Royce juga mengatakan pihaknya pun bermaksud untuk menjual unit produksi di Spanyol ITP Aero dan beberapa aset lainnya. Diharapkan langkah penjualan ini dapat mengumpulkan setidaknya Β£ 2 miliar untuk perusahaan atau sekitar Rp 38,6 triliun.




(zlf/zlf)

Hide Ads