Daging Ayam dan Telur Ayam Ras Sumbang Deflasi Agustus

Daging Ayam dan Telur Ayam Ras Sumbang Deflasi Agustus

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Jumat, 28 Agu 2020 19:45 WIB
Namun jelang Ramadhan, penjualan daging ayam dan sapi menurun. Pandemi Corona diduga menjadi penyebab turunnya penjualan di Pasar Ciwastra, Kota Bandung.
Foto: Wisma Putra
Jakarta -

Survei pemantauan harga (SPH) Bank Indonesia (BI) minggu IV Agustus 2020 diperkirakan deflasi 0,94% secara bulanan.

Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengungkapkan dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Agustus 2020 secara tahun kalender sebesar 0,94% (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,34% (yoy).

"Penyumbang utama deflasi pada periode laporan antara lain berasal dari komoditas daging ayam ras sebesar -0,15% (mtm), bawang merah sebesar -0,08% (mtm), jeruk, tomat dan telur ayam ras masing-masing sebesar -0,02% (mtm)," kata Onny dalam siaran pers, Jumat (28/8/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, komoditas penyumbang inflasi yaitu emas perhiasan sebesar 0,11% (mtm), minyak goreng sebesar 0,02% (mtm) dan cabai merah sebesar 0,01% (mtm).

Selain inflasi BI juga mencermati kondisi perekonomian Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran COVID-19. BI menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah secara periodik.

ADVERTISEMENT

Perkembangan nilai tukar 24-27 Agustus 2020 pada akhir Kamis 27 Agustus 2020. Rupiah ditutup menguat pada level (bid) Rp 14.650 per dolar AS. Kemudian Yield surat berharga negara (SBN) 10 tahun naik ke level 6,77%.

BI juga mencatat Premi CDS (Credit Default Swaps) Indonesia 5 tahun turun ke 95,45 bps per 27 Agustus 2020 dari 100,64 bps per 19 Agustus 2020.

Berdasarkan data transaksi 24-27 Agustus 2020, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp0,30 triliun, dengan beli neto di pasar SBN sebesar Rp 1,63 triliun dan jual neto di pasar saham sebesar Rp 1,33 triliun.

Berdasarkan data settlemen selama 2020 (ytd), nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp149,75 triliun.

BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran COVID-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.

"Serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan," ujar dia.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Bank Indonesia Umumkan BI-Rate Tetap 5,75%"
[Gambas:Video 20detik]
(kil/fdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads