Pandemi Corona Bikin Barang di AS Mahal

Pandemi Corona Bikin Barang di AS Mahal

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Selasa, 01 Sep 2020 22:00 WIB
Sepanjang 2019 diprediksi akan ada 12.000 gerai ritel yang tutup di Amerika Serikat (AS) seperti dikutip dari CNBC. Berikut 10 merek di antaranya.
Ilustrasi/Foto: Istimewa
Jakarta -

Pandemi Corona telah mempengaruhi konsumsi di Amerika Serikat (AS), mulai dari pakaian hingga makanan. Meningkatnya permintaan untuk barang-barang tertentu, serta gangguan rantai pasokan global, telah mendorong kenaikan harga.

"Segala sesuatu yang kami ketahui tentang penawaran dan permintaan, pada dasarnya dapat kami buang karena perilaku konsumen telah berubah total," kata Piotr Dworczak, asisten profesor ekonomi di Universitas Northwestern, dilansir dari Reuters, Selasa (1/9/2020).

Permintaan dan harga meningkat untuk barang-barang mewah. Seperti misalnya, sepatu kets Nike Air Max menjadi seharga US$ 106, celana yoga Lululemon seharga US$ 105. Bahkan tas tangan Louis Vuitton menjadi seharga US$$ 1.500 .

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut data Nielsen, konsumen juga membayar sekitar 8% lebih mahal untuk kopi instan JM Smucker, termasuk Folger's dan Dunkin. Mereka juga menghabiskan hampir 10% lebih banyak uang untuk saus Kraft Heinz dan sekitar 5% ekstra untuk irisan ham Tyson Foods (TSN.N).

Inflasi semacam itu mungkin masuk akal secara komersial, mengingat lonjakan permintaan untuk kebutuhan rumah tangga. Tetapi di sisi lain, para pedagang pengecer dan merek besar dinilai justru malah sengaja mengurangi promosi dan menggunakan kekuatan mereka untuk menopang keuntungan di tengah kondisi krisis.

ADVERTISEMENT

"Produsen telah menggemukkan kantong mereka dengan keuntungan sambil memberikan tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada konsumen yang harus membayar harga yang lebih tinggi tersebut," kata Burt Flickinger, konsultan ritel di Strategic Resource Group.

Langsung klik halaman selanjutnya.

Di sisi lain, perusahaan dinilai harus bergulat dengan perubahan produksi yang mahal untuk beradaptasi dengan lanskap baru. Maka wajar sebetulnya mereka mengurangi promosi. Para pakar mencatat bahwa sebelum pandemi, ketika biaya lebih rendah dan ada lebih banyak promosi dan diskon. Misalnya, harga saus Heinz yang menurun.

Belum lagi harus ada perubahan cara produksi, misalnya seperti yang terjadi pada pemasok telur, seperti pemimpin pasar Cal-Maine Foods Inc. Mereka harus mengatasi penambahan karton kemasan.

"Jika Anda melihat telur, sekarang harus dimasukkan ke dalam wadah karton untuk pergi ke supermarket. Butuh harga tinggi untuk mendorong perubahan," kata Daniel Bachman, ekonom senior AS di Deloitte.

Kemudian, saat penjualan saus tomat, mayonais, dan cuka melonjak, Kraft Heinz mengalihkan sumber daya untuk menjalankan jalur produksinya tanpa berhenti. Mereka harus menambahkan shift ekstra bagi pekerja pabriknya, dan mau tak mau menambah beban produksi.



Simak Video "Video: Cerita Korban Selamat Tornado Dahsyat AS: Pemandangan Menakutkan"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads