Pandemi Corona telah mempengaruhi konsumsi di Amerika Serikat (AS), mulai dari pakaian hingga makanan. Meningkatnya permintaan untuk barang-barang tertentu, serta gangguan rantai pasokan global, telah mendorong kenaikan harga.
"Segala sesuatu yang kami ketahui tentang penawaran dan permintaan, pada dasarnya dapat kami buang karena perilaku konsumen telah berubah total," kata Piotr Dworczak, asisten profesor ekonomi di Universitas Northwestern, dilansir dari Reuters, Selasa (1/9/2020).
Permintaan dan harga meningkat untuk barang-barang mewah. Seperti misalnya, sepatu kets Nike Air Max menjadi seharga US$ 106, celana yoga Lululemon seharga US$ 105. Bahkan tas tangan Louis Vuitton menjadi seharga US$$ 1.500 .
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut data Nielsen, konsumen juga membayar sekitar 8% lebih mahal untuk kopi instan JM Smucker, termasuk Folger's dan Dunkin. Mereka juga menghabiskan hampir 10% lebih banyak uang untuk saus Kraft Heinz dan sekitar 5% ekstra untuk irisan ham Tyson Foods (TSN.N).
Inflasi semacam itu mungkin masuk akal secara komersial, mengingat lonjakan permintaan untuk kebutuhan rumah tangga. Tetapi di sisi lain, para pedagang pengecer dan merek besar dinilai justru malah sengaja mengurangi promosi dan menggunakan kekuatan mereka untuk menopang keuntungan di tengah kondisi krisis.
"Produsen telah menggemukkan kantong mereka dengan keuntungan sambil memberikan tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada konsumen yang harus membayar harga yang lebih tinggi tersebut," kata Burt Flickinger, konsultan ritel di Strategic Resource Group.
Langsung klik halaman selanjutnya.
Simak Video "Video: Cerita Korban Selamat Tornado Dahsyat AS: Pemandangan Menakutkan"
[Gambas:Video 20detik]