Tingkat pengangguran di Eropa melonjak seiring pandemi virus Corona yang belum usai. Terkini, tingkat pengangguran di Eropa berada pada angka 7,9%.
Uni Eropa mencatat tingkat pengangguran awalnya cuma 7,7% pada Juni, namun Angka terkini menunjukkan gambaran yang memburuk, meski masih di bawah rekor tertinggi.
Mengutip CNBC.com, Selasa (1/9/2020), negara-negara Uni Eropa telah bergulat dengan resesi ekonomi yang parah. Perekonomian Uni Eropa yang beranggotakan 19 negara itu mengalami kontraksi sebesar 12,1% pada kuartal kedua tahun ini menyusul tindakan lockdown yang ketat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kontraksi itu adalah yang terburuk sejak pencatatan pertumbuhan ekonomi dimulai pada 1995. Lingkungan ekonomi yang sulit juga melanda kaum muda, dengan tingkat pengangguran kaum muda yang tinggi.
Angka pengangguran mereka yang berusia di bawah 25 tahun, naik menjadi 17,3% di bulan Juli, dari 17,2% di bulan Juni. Data juga menunjukkan pekerja perempuan terdampak lebih dalam, dengan angka pengangguran naik menjadi 8,3% di bulan Juli, sementara bagi laki-laki hanya meningkat menjadi 7,6%.
Untuk memulihkan kondisi ekonomi Uni Eropa setuju untuk memanfaatkan pasar keuangan dan mengumpulkan dana sebesar US$ 898 miliar dan diinvestasikan dalam program-program di seluruh kawasan.
Rencana tersebut saat ini sedang diteliti oleh anggota parlemen Eropa, dan diharapkan akan memberi persetujuan sebelum akhir tahun.
Sementara itu, pemerintah Uni Eropa juga perlu menyusun rancangan dokumen yang menyatakan bagaimana mereka akan menggunakan dana ini. Program mereka kemudian harus disetujui oleh mayoritas anggota Uni Eropa lainnya.
Bank Sentral Eropa juga membeli obligasi pemerintah untuk menjaga biaya pendanaan negara tetap rendah. Ini adalah bagian dari program pembelian darurat pandemi sebesar 1,35 triliun euro yang akan berlangsung setidaknya hingga Juni 2021.
(hns/hns)