Penjualan Layang-layang Meroket di Masa Pandemi

Penjualan Layang-layang Meroket di Masa Pandemi

Aulia Damayanti - detikFinance
Jumat, 04 Sep 2020 10:41 WIB
Festival layang-layang di Jepara
Foto: Dian Utoro Aji/detikTravel

Namun, satu atau dua kota besar dan kota kecil di India, melarang menerbangkan layangan. Karena khawatir semua orang keluar dari teras dan dapat saling menularkan virus Corona. Tetapi, dominan kota di India mengizinkan permainan layangan.

Hiba, salah satu pabrik layangan bisa membuat hingga 50 layang-layang per hari. Kenaikan besar dalam permintaan selama lockdown telah meningkatkan pendapatan mereka, karena penjualan dan harga layang-layang meningkat. Harga layang-layang kertas dan kayu sederhana berlipat ganda dari 10 rupee setara Rp 2.000 (kurs Rp 201) menjadi 20 rupee (Rp 4.000).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mohammad Ashraf, seorang penjual layang-layang di Bareilly, Inda mengatakan bahwa meskipun tidak dapat membuka tokonya pada tahap awal lockdown. Kini penjualannya mencapai 200 ribu rupee (Rp 40 juta) per Agustus kemarin.

Khan mengatakan penjualan telah dipimpin oleh kota-kota kecil di India, karena di situlah lebih banyak orang memiliki teras atau atap. Berbeda dengan kota-kota besar, seperti Mumbai, kebanyakan orang tinggal di flat dan harus berbagi area outdoor.



Simak Video "Video: Festival Layang-Layang Hiasi langit Gresik"
[Gambas:Video 20detik]

(eds/eds)

Hide Ads