Kementan Jalin Kemitraan untuk Perkuat Komoditas Perkebunan di Sumsel

Kementan Jalin Kemitraan untuk Perkuat Komoditas Perkebunan di Sumsel

Inkana Putri - detikFinance
Jumat, 04 Sep 2020 13:52 WIB
Kementan
Foto: DItjen Perkebunan Kementan
Jakarta -

Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan dan Direktorat Pengolahan & Pemasaran Hasil Perkebunan menyelenggarakan pertemuan Sosialisasi Hasil Sidang Internasional dan Capacity Building Pelaku Ekspor Komoditas Perkebunan pada 3-4 September 2020.

Kepala Dinas Perkebunan Sumatera Selatan Fakhrurrozi Rais menyatakan pertemuan ini menjadi semangat baru untuk menggali kembali serta memperkuat potensi-potensi komoditas perkebunan yang ada di Sumatera Selatan antara lain karet, sawit, kopi, kelapa dan lada. Selain itu, dalam beberapa tahun terakhir, petani rakyat juga mulai mengembangkan gula aren dan sereh wangi sebagai bahan pangan dan industri minyak atsiri.

"Kami mengharapkan Ditjen Perkebunan mulai memperhatikan produk unggulan spesifik daerah ini, karena potensi yang sangat besar untuk ekspor. Melalui MoU ini kami juga mengharapkan terjalin kemitraan yang baik dan tentunya berkelanjutan untuk mengangkat ekonomi petani di daerah sentra," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (4/9/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Ditjen Perkebunan, Kementerian Pertanian (Kementan), Dedi Junaedi menyampaikan rasa bangganya terhadap antusias petani dan pelaku usaha yang datang pada pertemuan tersebut.

"Melalui MoU ini akan membuka semakin luas arah pengembangan dan akses pasar produk perkebunan di Provinsi Sumatera Selatan. Kami juga berharap Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan tidak berhenti sampai di sini, terus melakukan pengawalan dan melakukan pembinaan kepada petani terkait aspek-aspek kualitas dan kontinuitas produk yang dipasarkan. Kami juga akan terus memfasilitasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan petani dalam hal bimbingan teknis, alat pascapanen dan pengolahan juga pemasarannya," paparnya.

ADVERTISEMENT

Menurut Dedi, pemerintah perlu melihat peluang-peluang yang bisa diterapkan dari kebijakan yang dihasilkan dalam sidang dan forum Internasional seperti ICO untuk kopi, ICCO untuk kakao, IPC untuk lada, ICC untuk kelapa, ITRC dan ANRPC untuk karet.

"Tidak hanya itu, CPOPC pada kelapa sawit dan secara regional dalam tataran Asean (ANFPWG pepper, coffee, teh, cocoa, coconut dan lainnya) terutama terkait kebijakan dinamika harga, peningkatan produktivitas, rantai pasok, konsumsi, distribusi, standarisasi kualitas, akses pasar dan promosi," katanya.

Adapun hal tersebut penting mengingat perkebunan merupakan komoditas ekspor. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), hingga Triwulan 2 tahun 2020 nilai ekspor komoditas perkebunan meningkat 7% atau senilai US$ 12,27 juta jika dibandingkan periode yang sama tahun 2019.

Sementara itu, Dirjen Perkebunan, Kementan, Kasdi Subagyono mengatakan komoditas yang memiliki kinerja positif selama triwulan ke-2 tahun 2020 ini adalah jambu mete, teh, pala, kayu manis, vanili, cengkeh, kakao dan kelapa dengan pertumbuhan mencapai 4-69% dibandingkan triwulan ke-2 tahun 2019.

"India, China, Belanda, Pakistan dan Amerika Serikat masih menjadi tujuan ekspor utama komoditas perkebunan selama triwulan ke-2 tahun 2020 dengan total volume mencapai 7,5 juta ton atau senilai US$ 5,2 juta," jelas Kasdi.

Terkait kinerja ekspor produk perkebunan, peluang dan tantangan perdagangan dunia semakin kompleks dan kompetitif karena terdapat berbagai macam hambatan baik tarif dan non tarif. Kasdi berharap komoditas perkebunan Indonesia dapat memenangkan persaingan pasar, tentunya dengan mengedepankan kualitas, kontinuitas dan diplomasi pada forum-forum bilateral, regional dan multilateral.

Di sisi lain, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Andi Mulyana menyampaikan mengenai peran karantina dalam akselerasi ekspor komoditas perkebunan. Dalam hal ini, akademisi juga berperan dalam peningkatan kualitas produk untuk ekspor melalui penelitian bidang perkebunan serta oleh Balai Karantina Pertanian kelas 1 Palembang.

Dalam pertemuan tersebut, terdapat 4 dokumen Kesepakatan Kerjasama Kemitraan Usaha dan Pemasaran Produk Perkebunan yang ditandatangani. Pertama, usaha mikro kecil menengah (UMKM) Gasing Maju Bersama dengan Gapoktan Tirta Mandiri untuk produk kelapa dari Kabupaten Banyuasin.

Kedua, UMKM Kelapa Rumbuh dengan Kelompok Tani Mustopa untuk produk kelapa dari Kabupaten Banyuasin. Ketiga, CV Rerira Global dengan Pemasok Munawarman untuk produk gula aren dan sereh wangi dari Kabupaten OKU Selatan.

"Keempat, yakni CV Rerira Global dengan Kelompok Tani Sereh Serumpun untuk produk gula aren dan sereh wangi dari Kabupaten OKU Selatan," pungkas Andi.




(akn/hns)

Hide Ads