Yoshihide Suga, Tangan Kanan Shinzo Abe Jadi Calon Kuat PM Jepang

Yoshihide Suga, Tangan Kanan Shinzo Abe Jadi Calon Kuat PM Jepang

Vadhia Lidyana - detikFinance
Jumat, 04 Sep 2020 15:32 WIB
Yoshihide Suga
Foto: Dok. Getty Images
Jakarta -

Babak baru dari mundurnya mantan Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe sudah dimulai. Nama Yoshihide Suga yang menjabat sebagai Sekretaris Kabinet atau juga seorang tangan kanan Abe selama memerintah Jepang, kini mencalonkan diri untuk menjadi orang nomor satu di Negeri Sakura tersebut.

Sejumlah tokoh pun sudah mendukung pencalonan diri Suga, sebut saja Menteri Pertahanan Taro Kono yang memilih mundur dari rencana awal yakni maju sebagai kandidat PM.

Dilansir Reuters, Jumat (4/9/2020), perjalanan Suga hingga sukses merebut hati berbagai pihak untuk menggantikan Abe ternyata bukan langkah yang instan. Sebelumnya, ia memang dikabarkan sempat bertemu untuk makan malam khusus dengan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Liberal Toshihiro Nikai untuk membahas pencalonan dirinya ini. Pertemuan itu menunjukkan aliansi yang kuat untuk mendukung Suga maju menggantikan Abe.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dua minggu kemudian, kelompok Nikai adalah yang pertama di antara faksi-faksi partai yang mendukung Suga untuk mencalonkan diri. Dukungan Nikai hampir pasti membuat Suga menjadi PM Jepang berikutnya.

Selama delapan tahun terakhir, telah menjadi wajah publik pemerintahan Abe sebagai juru bicara utama pemerintah. Di balik layar, rekan-rekannya dan sejumlah analis mengatakan, Suga telah berperan penting dalam menggeser elemen pengambilan keputusan dari birokrasi Jepang yang luas ke kantor perdana menteri, dan menjinakkan persaingan antar faksi di dalam partai yang berkuasa.

ADVERTISEMENT

Namun, harapan besar untuk Suga yang mencalonkan diri ialah mengikuti arah kebijakan Abe, yakni mempertahankan kebijakan stimulus pro-pertumbuhan 'Abenomics' yang bertujuan menarik Jepang keluar dari deflasi dan menjaga ekonomi tetap bertahan selama pandemi COVID-19.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Berbeda dengan Abe yang memulai kariernya karena keturunan dinasti politik, Suga memulai karir politiknya sebagai orang luar dan naik pangkat dalam politik lokal.

Suga tumbuh di prefektur Akita utara Jepang. Seorang mantan teman sekelasnya di bangku SMA yang bernama Hiroshi Kawai mengatakan, Suga adalah sosok yang pendiam.

"Dia adalah seseorang yang tidak akan Anda perhatikan jika dia ada di sana atau tidak," kata Kawai.

Suga meninggalkan kota setelah menyelesaikan sekolah menengah, lalu bekerja di pabrik karton Tokyo. Gajinya ia tabung untuk membiayai dirinya kuliah. Setelah lulus, Suga bekerja sebagai sekretaris untuk anggota parlemen nasional terkemuka dari Yokohama, rumah bagi pelabuhan tersibuk di Jepang.

Selama di Yokohama, Suga terus mendorong pembangunan sebuah proyek di tepi laut. Proyek yang menghabiskan waktu 8 tahun itu kemudian membuat dirinya mendapatkan julukan Walikota Bayangan Yokohama.

Dalam kesehariannya, Suga juga dikenal orang yang tak kenal lelah selama bekerja. Setiap hari, ia bangun pukul 5 pagi, lalu membaca berita, melakukan 100 sit-up, dan berjalan 40 menit sebelum bekerja.

Di bawah pemerintahan Abe yang pertama pada tahun 2006, Suga mengepalai Kementerian Dalam Negeri di mana dia memperkenalkan program pajak kampung halaman, menawarkan potongan pajak bagi mereka yang menyumbangkan uang ke kota setempat.

Matsushige Ono, yang menjabat sebagai wakil menteri di bawah Suga mengatakan program tersebut mendapat perlawanan keras dari beberapa birokrat, yang menentang penerapan skema pajak baru tanpa preseden.

"Dia terus mengajukan kasusnya karena dia melihat bagaimana ini akan membantu masyarakat pedesaan," kata Ono.

Abe sendiri kembali merekrut Suga saat ia meraih kembali jabatan PM pada akhir 2012.


Hide Ads