PSBB Jakarta Diperketat, Pengusaha: Pasti Akan Ada PHK!

PSBB Jakarta Diperketat, Pengusaha: Pasti Akan Ada PHK!

Soraya - detikFinance
Kamis, 10 Sep 2020 14:08 WIB
Ilustrasi PHK
Foto: Ilustrasi PHK (Tim Infografis: Zaki Alfarabi)
Jakarta -

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ingin memperketat kembali PSBB Jakarta. Keputusan itu dianggap bisa meningkatkan angka pengangguran atau kasus PHK. Terutama yang berasal dari bisnis hotel dan restoran. Sebab, kedua lini bisnis tersebut menjadi salah satu yang paling terdampak atas pemberlakuan PSBB sebelumnya.

"Dengan diberlakukannya PSBB lagi tentu akan terjadi lagi pengurangan karyawan, dan kalau dulu masih unpaid leave tapi sekarang consider-nya pasti akan terjadi PHK. Karena kondisinya sudah tidak menentu, kita sudah tidak bisa membayangkan sampai kapan bisnis pariwisata ini akan di-cover," ujar Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran kepada detikcom, Kamis (10/9/2020).

Lantaran, okupansi hotel juga otomatis bisa menurun drastis ke level sebelum masa transisi. Demikian pula dengan restoran, meski masih diizinkan buka usaha secara take away, namun berisiko tinggi menurunkan permintaan pelanggan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada saat PSBB yang lalu itu kita itu dampaknya itu okupansi itu drop sampai 1 digit, kemudian termasuk bisnis restoran yang tidak bisa bergerak, karena tumbuhnya bisnis restoran itu kalau ada interaksi pergerakan orang, dengan adanya PSBB dan WFH itu pasti sangat berdampak kepada bisnis restoran dan juga termasuk hotel, karena hotel itu bukan hanya sebagai tempat orang menginap tapi juga ada berkegiatan di dalamnya," paparnya.

Menurutnya, belum tentu para korban PHK tadi bisa mendapat bantuan langsung tunai (BLT) dari pemerintah. Apalagi buat mereka-mereka yang jadi korban PHK sejak Maret-April 2020.

ADVERTISEMENT

"Kayak BLT juga kan nggak bisa dapat juga orang-orang ini, karena apa, banyak yang sudah tutup dari bulan Maret, April, jadi sudah nyangkut pembayaran BPJS Ketenagakerjaannya," ungkapnya.

Dia khawatir angka kriminal bisa semakin meningkat bila itu dibiarkan.

"Ini akan terjadi dampak besar-besaran, orang kelaparan itu akal sehatnya otomatis tidak jalan, gimana bisa disuruh di rumah," imbuhnya.




(zlf/zlf)

Hide Ads