Pengusaha hiburan tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Hiburan Jakarta (Asphija) mempertanyakan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang kembali diambil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Asosiasi yang menaungi bisnis spa hingga griya pijat ini mempertanyakan kinerja pemerintah daerah dalam menangkal kasus COVID-19.
Ketua Asosiasi Pengusaha Hiburan Jakarta (Asphija) Hana Suryani mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sendiri telah menerapkan PSBB maupun PSBB transisi kurang lebih 6 bulan. Dengan masih tingginya kasus COVID-19 ia mempertanyakan apa saja yang sudah dilakukan Pemprov DKI Jakarta.
"Sedih aku. Jadi tanggapannya sih adalah kita menanyakan lagi ini PSBB walaupun di tengah ada PSBB transisi tetap aja masih PSBB juga. Ini sudah bulan keenam, kalau bulan keenam artinya masih naik turun, naik turun, dan naik terus kami nanya balik ke Pemprov kemarin kerja apa aja?" katanya kepada detikcom, Kamis (10/9/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan, angka kasus Corona naik terus karena banyaknya pelanggaran protokol. Sehingga hal tersebut memberikan dampak pada pengusaha termasuk pada pengusaha hiburan.
"Kenapa berani bilang kaya gitu, karena dibilang angkanya naik terus, karena kita sendiri lihat pelanggaran di mana-mana, artinya angkanya bisa naik, iya pelanggaran banyak. Akhirnya mengakibatkan angka COVID ini naik," katanya.
"Yang imbasnya ke pengusaha-pengusaha yang antre ini dong, yang antre belum buka sampai sekarang," sambungnya.
Dia juga bilang, pembinaan dan pengawasan tidak dilakukan secara maksimal. Menurutnya, pengusaha sendiri terbagi menjadi dua, patuh dan tidak patuh. Dia bilang, seharusnya pengusaha yang tidak patuh ini ditindak.
"Mudah kan seharusnya, yang tidak patuh ditindak, yang patuh diapresiasi atau dibuat contoh, diviralkan atau diangkat bahwa mereka patuh tapi mereka bisa menghasilkan uang. Tapi kan yang tidak patuh dibiarkan, akhirnya yang patuh sekarang ketiban apesnya dari nggak patuh," imbuhnya.
(acd/dna)