Tesla Alami 4 Masalah Ini Selama Awal September 2020

Tesla Alami 4 Masalah Ini Selama Awal September 2020

Aulia Damayanti - detikFinance
Jumat, 11 Sep 2020 14:30 WIB
CEO Tesla Elon Musk melanggar aturan lockdown dengan membuka kembali pabrik Tesla di Fremont, California, AS. Area parkir pabrik Tesla yang penuh dengan mobil baru.
Foto: AP Photo/Ben Margot
Jakarta -

Awal pekan September ini perusahaan mobil listrik Tesla mengalami berbagai masalah yang mencengangkan. Mulai dari saham anjlok hingga didepaknya dari Indeks S&P 500.

Dikutip dari CNN, Jumat (11/9/2020) berikut ini sederet masalah gila yang dialami Tesla:

1. Saham Merosot

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejauh ini Tesla, salah satu saham AS dengan kinerja terbaik tahun ini. Namun, awal September ini saham Tesla anjlok hingga 21% setelah didepak dari Indeks S&P 500. Menurunnya angka saham menyebabkan nilai pasar Tesla anjlok sekitar US$ 80 miliar (Rp 1.190 triliun).

Penurunan saham dan nilai pasar Tesla menjadi yang terburuk sejak perusahaan go public 10 tahun lalu. Sebelumnya saham Tesla juga sempat anjlok di beberapa tahun sebelumnya, seperti pada Januari 2012 saham Tesla anjlok 19%, pada Maret 2020 anjlok 19% dan 5 Februari 2020 anjlok 17%

ADVERTISEMENT

Meski sempat anjlok beberapa kali, secara keseluruhan saham Tesla tahun ini naik 340%.

2. Penuh Saingan

Tesla bukan satu-satunya produsen mobil listrik di dunia. Produsenotomitf lain juga berlomba menjadi produsen mobil listrik. Seperti perusahaan otomotif asal Amerika General Motors yang berkolaborasi dengan produsen kendaraan listrik Nikola Motor.

Mereka bergabung untuk membuat Nikola Badger, sebuah truk pick up listrik berbahan bakar hidrogen dan listrik.

Kemitraan tersebut memberi General Motors 11% saham di startup tersebut, menerima US$ 2 miliar (Rp 29 triliun) dalam ekuitas. GM juga berhak untuk menominasikan satu direktur untuk dewan Nikola. Saham Nikola ditutup 40% lebih tinggi.

3. Penjualan saham

Awal bulan ini Tesla mengumumkan rencana untuk menjual sahamnya sekitar US$ 5 miliar (Rp 74 triliun). Rencana ini diumumkan selang sehari perusahaan membagi sahamnya menjadi 1:5. Penjualan saham itu telah dilakukan pada 8 September lalu. Saat dikonfirmasi perusahaan tidak memastikan berapa banyak saham yang dijual dan harga rata-rata dari setiap penjualan.

Tesla juga tidak memberikan alasan spesifik dari apa yang telah dilakukan terhadap uang dan sahamnya. Perusahaan hanya mengatakan penjualan itu untuk memperkuat neraca Tesla.

4. Didepak dari S&P 500

Indeks saham asal Amerika Serikat Indeks S&P Dow Jones mengumumkan pada 4 September lalu bahwa tidak akan memasukan Tesla ke daftar sahamnya. S&p 500 ingin menambahkan tiga perusahaan baru.

Indeks S&P 500 adalah salah satu indeks pasar saham terpenting, yang dianggap sebagai tolok ukur utama yang melacak keberhasilan perusahaan publik terbesar di AS. Meskipun kehilangan sekitar US$ 100 miliar (Rp 1.490 triliun) kapitalisasi pasa, Tesla masih bernilai lebih dari Toyota, Disney dan Coca-Cola.




(fdl/fdl)

Hide Ads