Sekitar 2 minggu lagi kuartal III-2020 akan berakhir. Jika kuartal ini ekonomi RI minus lagi, maka Indonesia resmi jatuh di jurang resesi. Sebab kuartal II-2020 ekonomi RI sudah terkontraksi 5,3%.
Ketika ditanya mengenai proyeksi pemerintah di kuartal III-2020, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pada dasarnya pemerintah saat ini tengah memantau perkembangan dari penerapan PSBB Jakarta yang kembali diperketat.
"Kita sekarang sedang melakukan monitoring dan melihat data-data berhubungan dengan pergerakan seiring dengan pemberlakuan PSBB mulai 14 September oleh pemerintah DKI. Sesuai yang diumumkan, PSBB sifatnya pada beberapa yang ditengarai sebagai pusat penyebaran covid yakni perkantoran," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Selasa (15/9/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Sri Mulyani penerapan PSBB Jakarta kali ini berbeda dengan penerapan PSBB secara ketat pertama kali pada Maret 2020. Saat ini perkantoran hanya dibatasi kapasitasnya menjadi 25%.
"Artinya PSBB sekarang berbeda dengan situasi pada Maret dan April yang waktu itu memberikan situasi di mana seluruh kegiatan masyarakat terhenti. Sekarang kita melihat skalanya menurun," ujarnya.
Namun PSBB Jakarta diperkirakan tetap memberikan tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi. Bahkan menurut Sri Mulyani roda ekonomi bisa berada dalam kisaran terendah secara tahunan.
"Secara total 2020 kisaran kita masih -1,1% sampai 0,2%. Namun tonenya kita melihat kemungkinan bahwa dalam kisaran ini karena adanya seperti terjadi di DKI, kita siapkan kemungkinan berada di lower end," terangnya.
Meski begitu Sri Mulyani mengatakan, proyeksi pemerintah terkait ekonomi di kuartal III-2020 masih belum berubah yakni dalam kisara 0% hingga -2,1%.
Namun pihaknya tetap menghitung perkiraan dampak dari penerapan PSBB Jakarta terhadap ekonomi di kuartal II-2020. Tapi tampaknya Sri Mulyani memperkirakan ekonomi RI akan turun.
"Nanti kita lihat berdasarkan assesment kita terhadap pergerakan 2 minggu ini. Kita harap nggak terlalu jauh penurunannya," terangnya.
Sri Mulyani menjelaskan, ekonomi DKI Jakarta sendiri merupakan provinsi dengan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Porsinya mencapai 17% terhadap PDB. Itu artinya jika kontraksi ekonomi Jakarta tinggi akan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap ekonomi nasional.
"Pertumbuhan kuartal II-2020 (DKI Jakarta) sudah cukup dalam kontraksi yakni -8,2%. Situasi yang harusnya bertahap baik pada kuartal III-2020. Saya harapkan tidak ada penurunan pada September ini sehingga kontraksi DKI pada kuartal III-2020 diharapkan akan lebih rendah dari atau jauh lebih kecil dibandingkan kontraksi pada kuartal II-2020," tutupnya.
(das/dna)