Debt Swap? Nggak Penting Banget

Debt Swap? Nggak Penting Banget

- detikFinance
Kamis, 12 Jan 2006 16:46 WIB
Jakarta - Program pertukaran utang atau debt swap dipandang sangat tidak penting dan tidak akan memudahkan Indonesia dalam manajemen pengelolaan utangnya. Alasannya, utang yang dipertukarkan dalam program debt swap tersebut terlalu kecil."Debt swap terlalu kecil. Jadi tidak penting. Pemerintah sangat senang seolah-olah itu hal yang sangat signifikan," ujar analis INFID Chris Wankay dalam jumpa pers di kantornya, Jalan Mampang Prapatan, Jakarta, Kamis (12/1/2006).Deputi Direktur INFID Dian Kartika Sari menambahkan, kreditor biasanya hanya memberikan debt swap sebesar 10 persen dari total utang. INFID juga meminta pemerintah mengkaji kembali keberadaan forum CGI sebagai forum yang berfungsi mengkoordinasikan bantuan. Bahkan bila perlu, Indonesia harus membubarkan forum tersebut. "Selama 13 tahun sejak dibentuknya CGI, Indonesia tidak berdaya. Jumlah utang Indonesia terus meningkat sehingga melebihi batas kemampuan Indonesia untuk membayar," kata Dian.Ia menambahkan, Indonesia tidak punya konsep yang jelas untuk mengelola dan memimpin forum koordinasi bantuan. "Indonesia seharusnya menjadi Ketua CGI, bukan bersama-sama dengan Bank Dunia karena akan menekankan agendanya dalam pertemuannya tersebut," tegasnya.Dian mengungkapkan, negara-negara seperti Kolombia, Korea, Malaysia, Maroko dan Tunisia yang memutuskan untuk mengakhiri forum CGI malah menunjukkan pertumbuhan ekonomi dan sosial di negaranya yang semakin kuat. Selain debt swap, program reschedulling atau penjadwalan utang juga dinilai tidak akan efektif karena akan membebani APBN pada tahun-tahun berikutnya. Indonesia sebaiknya minta penghapusan utang supaya kemiskinan dapat ditanggulangi.Total utang Indonesia per Maret 2005 mencapai Rp 1.282 triliun yang terdiri dari utang pemerintah sebesar Rp 767,923 triliun dan utang swasta Rp 513,978 triliun. Sedangkan utang dalam negeri mencapai Rp 611,296 triliun. (qom/)

Hide Ads