Driver Ojol Ngaku Orderan Sepi Sejak PSBB Jakarta Diperketat

Driver Ojol Ngaku Orderan Sepi Sejak PSBB Jakarta Diperketat

Soraya Novika - detikFinance
Rabu, 16 Sep 2020 12:51 WIB
Jalan di area Mal Mangga Dua kembali ramai oleh motor driver ojol yang parkir di sana. Selain di pinggir jalan, tak sedikit ojol yang parkir di sisi kanan jalan
Ilustrasi/Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Pemprov DKI Jakarta tetap mengizinkan ojek online (ojol) dan ojek pangkalan (opang) untuk beroperasi angkut penumpang selama PSBB diperketat lagi. Para driver ojol pun menyambut baik kebijakan tersebut. Akan tetapi, para driver ojol mengaku orderannya kini sepi lagi sejak pengetatan aturan tersebut.

"Pengaruhnya ke orderan dan omzet (turun) hampir 70% nih," kata driver GrabBike Suwanda kepada detikcom, Rabu (16/9/2020).

Suwanda menyampaikan biasanya ia bisa meraup omzet Rp 100- Rp 150 ribu lebih/hari. Kali ini, ia hanya mampu meraup paling banyak Rp 50 ribu per hari. Bahkan, Selasa kemarin (15/9), ia hanya dapat Rp 18 ribu untuk total 2 orderan penumpang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk dapatin Rp 50 ribu aja itu susah banget. Kemarin itu dari pagi saya tungguin cuma dapat Rp 18 ribu, 2 orderan aja," paparnya.

Untuk bertahan di tengah sepinya penumpang tersebut, Suwanda memperpanjang jam kerjanya dalam sehari. Biasanya berangkat dari jam 8 pagi, kali ini dipercepat jadi jam 6 pagi sampai jam 9 malam.

ADVERTISEMENT

"Biasanya jam 8 pagi saya berangkat sampai Isya, sekarang dari jam 6 itu dah saya tungguin sampai jam 9 malam, tapi mau gimana lagi, tetap sepi orderan," ungkapnya.

Untuk bertahan hidup, ia lebih menghemat lagi pengeluarannya. Kali ini makan dengan lauk seadanya yang dibekali sang istri.

"Bisa makan dari bekal istri saja udah syukur," sambungnya.

Hal serupa dialami oleh driver ojol lainnya. Rosyid, driver GoRide mengaku orderannya sudah sepi bahkan di masa transisi sekalipun.

"Emang dari adanya COVID-19 udah sepi terus, nggak menentulah pokoknya," kata Rosyid.

Paling banyak ia hanya bisa mengantongi Rp 50 ribu- Rp 70 ribu per hari dengan otal orderan paling banyak 4 orderan per hari.

"Hari ini baru dapat 1 orderan ini saja. Dua hari kemarin dapatnya 2-4 orderan doang sehari," tambahnya.

Sepinya orderan pun berpengaruh pada pengeluaran sehari-hari keluarga Rosyid. Beberapa pengeluaran terpaksa direm misal pengeluaran listrik yang dihemat-hemat lagi pemakaiannya.

"Listrik sih kita hemat-hemat, jadi lebih sering matiin lampu aja, biar nggak boros, ya walaupun sepi gini kita cukup-cukupin aja dah," katanya.

Pasrah

Para driver ojol mengaku pasrah karena pendapatannya menurun lagi akibat penerapan PSBB Jakarta.

"Kalau buat saya tidak masalah, tapi ini ngaruhnya ke omzet, jadi ya sudahlah pasrah saja," ujar Suwanda.

Hal serupa dialami juga oleh driver Gojek, Rosyid. Ia mengaku tak bisa banyak berkomentar terkait kebijakan ini, lantaran menurutnya beleid ini penting juga diterapkan demi menekan angka kasus positif COVID-19.

"Ya mau gimana lagi, kan biar kasusnya nggak makin banyak, ada baiknya juga begini," kata Rosyid.

Meski begitu, pendapatan Rosyid jadi turun drastis dari rata-rata sehari Rp 200 ribu jadi Rp 50 ribuan per hari.

"Biasanya Rp 200 ribuan, tapi sekarang jadi Rp 70 ribu, Rp 50 ribuan," tuturnya.

Selama 3 hari belakangan setelah PSBB diperketat, orderan paling sepi baru terasa di hari ini. Dua hari kemarin juga tak jauh berbeda, paling banyak dapat 3-4 orderan saja.



Simak Video "Video: Driver Ojol Ancam Gelar Aksi Lebih Besar Jika Regulasi Tak Berubah"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads