Menteri Ekonomi UEA Sebut Kerja Sama dengan Israel Beri Banyak Keuntungan

Menteri Ekonomi UEA Sebut Kerja Sama dengan Israel Beri Banyak Keuntungan

Nadhifa Sarah Amalia - detikFinance
Kamis, 17 Sep 2020 16:49 WIB
President Donald Trump, center, with from left, Bahrain Foreign Minister Khalid bin Ahmed Al Khalifa, Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu, Trump, and United Arab Emirates Foreign Minister Abdullah bin Zayed al-Nahyan, during the Abraham Accords signing ceremony on the South Lawn of the White House, Tuesday, Sept. 15, 2020, in Washington. (AP Photo/Alex Brandon)
Foto: AP Photo/Alex Brandon
Jakarta -

Menteri Ekonomi Uni Emirat Arab (UEA) Abdulla bin Touq mengatakan Timur Tengah akan mendapatkan keuntungan dari kesepakatan bilateral antara Israel dan UEA. Abdulla juga mengatakan UEA dan Israel akan belajar satu sama lain karena adanya kesepakatan yang menyeluruh.

"Kedua negara akan membawa pola pikir yang berbeda, keuntungan yang berbeda dan saya pikir seluruh wilayah akan mendapat manfaat dari perjanjian ini," ujar Abdulla yang dikutip dari CNBC, Rabu (17/9/2020).

Abdulla menyebut kedua negara akan saling mempelajari banyak hal di setiap sektor. Mulai dari pariwisata hingga energi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka belajar dari kami tentang logistik dan hubs serta pariwisata dan konektivitas. Kami akan belajar banyak dari mereka tentang energi, air dan space. Ini adalah area yang membuat kami sangat senang." Ujarnya.

Walau begitu, William Wechsler dari Dewan Atlantik memperingatkan tentang ketidakstabilan yang terjadi di Timur Tengah saat Bahrain dan UEA bekerja secara terbuka dengan Israel.

ADVERTISEMENT

"Geopolitik regional baru ini kemungkinan besar bahkan kurang stabil daripada geopolitik berbahaya yang biasa kita alami, dengan jumlah aktor yang lebih besar dan masa depan yang lebih tidak pasti," tulis Wechsler di blog nya.

UEA sendiri menjadi negara Arab ketiga yang membuka hubungan diplomatik dengan Israel dalam kesepakatan yang ditengahi AS sejak Agustus lalu. Amerika Serikat (AS) menjadi penengah atas kesepakatan tersebut.

Namun, kerja sama bilateral tersebut tidak membahas konflik berkepanjangan antara Israel dengan Palestina. Bahkan, di hari yang sama dengan upacara, militan Palestina menembakkan roket ke negara Israel, yang kemudian dibalas oleh Israel dengan serangan udara satu hari kemudian.

(fdl/fdl)

Hide Ads