DPR Emosi, Kementan Anggarkan Rp 738 Juta/Desa buat Bengkel Alsintan

DPR Emosi, Kementan Anggarkan Rp 738 Juta/Desa buat Bengkel Alsintan

Vadhia Lidyana - detikFinance
Senin, 21 Sep 2020 13:22 WIB
Alsintan
Ilustrasi Alsintan/Foto: Dok. Kementan
Jakarta -

Komisi IV DPR RI menyoroti anggaran Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Rp 13,28 miliar untuk program perbengkelan alat mesin pertanian (alsintan) tahun 2021. Bantuan perbengkelan itu diberikan kepada 18 desa di 18 kabupaten, sehingga per desa mendapatkan sekitar Rp 738 juta.

Hal itu pertama kali diungkapkan oleh Anggota Komisi IV DPR RI dari fraksi Demokrat Suhardi Duka. Ia menilai, program itu seharusnya bisa diperluas ke seluruh provinsi di Indonesia.

"Dirjen PSP perbengkelan Rp 13,28 miliar 18 unit itu Rp 738 juta per unit. Saya minta supaya diluaskan supaya setiap provinsi ada, 34 provinsi," kata Suhardi dalam rapat kerja (Raker) Komisi IV DPR RI dengan Kementan, Jakarta, Senin (21/9/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah Suhardi, Ketua Komisi IV DPR RI dari fraksi PDIP Sudin juga buka suara. Ia mencecar habis program tersebut, bahkan ia mengaku sangat emosi mengetahui ada program tersebut.

"Saudara Dirjen, saya minta itu dibatalin! Nggak ada itu! Masa 1 desa dikasih Rp 738 juta untuk bengkel? Saya bilang dari kemarin, Anda saja kalau beli motor, beli mobil, pasti ada akta service-nya, masa ini satu desa dikasih Rp 738 juta untuk bangun gedung, beli alat? Tolong Pak, tolong Pak!" tegas Sudin kepada Direktur Jenderal PSP Kementan Sarwo Edhy.

ADVERTISEMENT

Dalam kesempatan yang sama, Sarwo Edhy menjelaskan bahwa bantuan perbengkelan tersebut juga dialokasikan untuk membangun bengkelnya. Lalu, bantuan itu ditujukan bagi Kelompok Kerja (Pokja) terbaik dari 1 kabupaten.

"Yang mengelola Pokja di Kabupaten. Pokja yang memang sudah jalan dan penilaian pusat itu baik. Satu kabupaten satu, yang paling bagus," tutur Sarwo.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Namun, Sudin menilai program itu tak masuk akal.

"Gila satu desa dikasih Rp 738 juta. Ini uang negara, Bapak! Tadi Anda bilang Pokja yang sudah bagus, kalau sudah bagus ngapain dibantu? Kecuali PSP memberikan bantuan peralatan misalnya diadakan satu set tool kit, atau satu set dongkrak buaya supaya bisa membersihkan, itu wajar. Kenapa Anda nggak sekalian panggil teknisi dari Jepang untuk tinggal di desa itu sekalian? Mohon maaf Pak Menteri, saya emosi kalau melihat begini," balas Sudin.

Sudin juga meminta penilaian Plt Inspektur Jenderal Kementan Sumardjo Gatot Irianto apakah program ini layak dipertahankan. Menjawab itu, Gatot mengatakan untuk perbengkelan alsintan sebaiknya dilakukan oleh service center dari produsen alsintan yang diberikan kepada petani.

"Kalau terkait service sebaiknya pemegang mereknya yang melakukan service, bukan diserahkan ke Gapoktan," tutur Gatot.

Melihat adanya program ini, akhirnya Komisi IV DPR RI memutuskan untuk membedah keseluruhan rencana kerja anggaran (RKA) Kementan tahun 2021 agar tak ditemukan program serupa.

"Pak Menteri mohon maaf, saya emosi kalau dengar-dengar yang nggak jelas kayak gini. Terman-teman, kalau begini kita bedah saja dulu. Nanti saya minta izin pimpinan untuk dikasih kelonggaran waktu, kalau perlu sampai malam ya sampai malam," tutup Sudin.


Hide Ads