Restoran Besar Rela 'Ngemper' demi Bertahan Hidup

Restoran Besar Rela 'Ngemper' demi Bertahan Hidup

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Senin, 21 Sep 2020 18:26 WIB
Gaya Restoran Dagang di Pinggir Jalan
Foto: Gaya Restoran Dagang di Pinggir Jalan (Achmad Dwi Afriyadi/detikcom)
Jakarta -

Sejumlah restoran ternama mengambil kebijakan untuk menerjunkan karyawanya berjualan di jalan alias 'ngemper'. Kebijakan tersebut diambil karena bisnis restoran mengalami pukulan berat saat pandemi.

Anwar, bukan nama sebenarnya, kini harus rela panas-panasan untuk bekerja. Karyawan freelance Pizza Hut Delivery (PHD) ini punya tugas baru yakni menjual pizza di pinggir jalan.

Aktivitas ini sudah mulai dilakoni Anwar sejak Jakarta menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pas PSBB yang pertama. Sekitar Juni udah pada turun ke jalan," kata Anwar di sela kesibukannya di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Senin (21/9/2020).

Dia bercerita, mulanya hanya kurir pengantar pizza biasa. Namun, kemudian perusahaan mengambil kebijakan baru sehingga ia dan kawan-kawannya terjun ke jalan untuk jualan pizza.

ADVERTISEMENT

Outletnya sendiri terletak di Bendungan Hilir. Ia sengaja menjual di kawasan Kebayoran Lama karena wilayah ini cukup ramai. Pizza yang ia jual Rp 16.500 untuk satu porsi.
Biasanya, Anwar membawa 30 box sekali angkut.

"Kita biasa bawa 30 box. Kalau abis alhamdulilah kalau nggak dibawa outlet," terangnya.

Memang, dia mengaku ada plus minus saat mesti terjun ke jalan. Dia mengaku, yang tidak enak ialah ia harus berusaha ekstra karena harus panas-panasan saat berjualan. Meski begitu, ia juga mengaku bersyukur karena ia dan rekannya bekerja tidak ada yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).

"Untungnya alhamdulilah nggak ada PHK di PHD," katanya.

"Sebenernya yang lebih berat anter (biasa) terlambat aja diomelin. Tapi ini nggak enaknya pas jualan panas-panas gini," ujarnya.

Pandemi memang memberi dampak luar biasa pada bisnis restoran. Anwar pun mengaku pendapatannya juga terkikis. Bukan karena potong gaji, pendapatannya berkurang karena jam kerjanya sebagai pekerja freelance juga berkurang.

Dia bilang, dalam keadaan normal bisa bekerja 4 kali selama seminggu. Sekarang, lanjutnya, hanya 1 atau 2 kali seminggu dengan pendapatan per harinya sekitar Rp 170 ribu.

"Pendapatan dihitung pas masuknya kerja. Cuma sekarang lebih jarang aja," ujarnya.

Anwar merupakan salah satu karyawan dari sejumlah resto yang memutuskan untuk turun ke jalan. Beberapa waktu lalu, pemilik Holycow! Steakhouse By Chef Afit, Lucy Wiryono mengunggah sebuah foto di mana salah satu restoran Ta Wan menjual dagangannya di pinggir jalan.

"Gue barusan dikirim ini. Tau restoran Ta Wan kan? Sampe jualan di pinggir jalan nih. Jadi bukaaan...gue bukan mengeluhkan usaha sendiri. Tapi semua. Sedih gag lo liat begini?" cuitnya melalui akun @lucywiryono.




(acd/dna)

Hide Ads