Maskapai AS Minta Bantuan Lagi Rp 406 T Agar Tak Ada PHK Massal

Maskapai AS Minta Bantuan Lagi Rp 406 T Agar Tak Ada PHK Massal

Aulia Damayanti - detikFinance
Rabu, 23 Sep 2020 17:21 WIB
FILE PHOTO: An American Airlines Airbus A321 plane takes off from Los Angeles International airport (LAX) in Los Angeles, California, U.S. March 28, 2018. REUTERS/Mike Blake/File Photo
Foto: REUTERS/Mike Blake/File Photo
Jakarta -

Para CEO dan pemimpin serikat pekerja maskapai Amerika Serikat (AS) memohon bantuan lagi sebesar US$ 28 miliar atau Rp 406 triliun (kurs Rp 14.500). Mereka memperingatkan jika bantuan tidak diberikan maka akan ada 100 ribu pekerja yang kena pemutusan hubungan kerja (PHK).

Dikutip dari CNN, Rabu (23/9/2020) para eksekutif dan pemimpin serikat pekerja bersikeras atas perpanjangan bantuan tersebut. Mereka telah mendapat dukungan dari kedua sisi parlemen di DPR. Kini hanya menunggu kapan kesepakatan itu keluar.

CEO American Airlines mengatakan pekan depan saat stimulus sebelumnya berakhir maskapai akan mem-PHK 19 ribu pekerja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perlu diketahui April lalu pemerintah AS menggelontorkan dana US$ 25 miliar yang dibagikan kepada sejumlah maskapai AS. Dana itu dimaksud sebagai stimulus penggajian pekerja maskapai.

Syarat menerima bantuan itu, maskapai dilarang melakukan PHK, cuti paksa, dan pemotongan jam kerja kepada pegawainya hingga akhir September 2020.

ADVERTISEMENT

Masa kedaluwarsa stimulus itu berakhir pekan depan. Sejumlah maskapai telah memperingatkan puluhan ribu pekerjanya akan ada PHK massal. Hal itu terpaksa dilakukan akibat anjloknya permintaan dan pendapatan maskapai. Terlebih bantuan pemerintah hingga saat ini belum jelas gimana kepastiannya.

CEO American Airlines Nick Calio mengatakan maskapai AS optimis hingga menit akhir berakhirnya masa kedaluwarsa stimulus penggajian masih ada harapan itu bisa diperpanjang.

Para pemimpin industri berpendapat bahwa bisnis penerbangan sangat penting bagi ekonomi AS. Jika industri penerbangan kehilangan banyak pekerja menjadi pukulan ekonomi terburuk.

Dampaknya jika pekerja maskapai dipecat butuh waktu lebih lama lagi untuk melatih dan memberikan sertifikasi, khususnya untuk pilot, pramugari, dan mekanik maskapai.

CEO United Airlines (UAL) Scott Kirby menegaskan bahwa bantuan senilai US$ 28 miliar tidak hanya akan menunda PHK. Tetapi Kirby menjelaskan akan ada kondisi lebih baik untuk enam bulan ke depan untuk mengembalikan perjalanan udara ke tingkat normal.

Ketua Komite Transportasi & Infrastruktur Rumah, Peter DeFazio dan seorang Republikan Missouri Sam Graves, keduanya menyuarakan dukungan untuk mencapai kesepakatan.

"Seratus ribu pekerjaan dipertaruhkan, terutama pekerjaan serikat, pekerjaan upah keluarga. Akan ada PHK 100.000 orang dalam satu hari. Itu sukses besar," kata DeFazio.

(ara/ara)

Hide Ads