Mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan mengungkapkan pemerintah harus memberikan kepercayaan kepada masyarakat bahwa ekonomi nasional akan kembali pulih meskipun resesi sudah ada di depan mata. Menurutnya, pemerintah harus bisa menceritakan keadaan yang apa adanya sehingga tidak membuat masyarakat takut dan diberi harapan palsu.
Hal itu disampaikannya lewat tulisan berjudul 'Resesi' yang diunggah melalui website disway.id.
"Yang terbaik adalah menceritakan keadaan apa adanya. Jangan membuat orang takut tapi juga jangan membuat PHP baru," kata Dahlan seperti dikutip detikcom, Kamis (24/9/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dahlan menjelaskan ada banyak tantangan yang harus dihadapi jika ingin kembali menggerakkan ekonomi. Pada akhirnya harapan yang bisa diberikan ke masyarakat oleh pemerintah di tengah potensi resesi ekonomi hanya vaksin.
"Maka satu-satunya harapan yang masih bisa diberikan kepada rakyat adalah ini: vaksinasi COVID-19," katanya.
Dia menjelaskan, hanya sektor belanja pemerintah yang kinerja penyerapannya masih bisa tumbuh di tengah kontributor terbesar ekonomi lainnya terus mengalami penurunan. Namun, sektor pemerintahan juga tidak bisa terus tumbuh seiring setoran negara yang berasal dari pajak semakin seret. Hal ini dikarenakan kegiatan usaha di tanah air terdampak oleh COVID-19.
Begitu juga sumber pendapatan yang berasal dari utang, menurut Dahlan Indonesia harus berkompetisi dengan negara lain yang juga membutuhkan sumber tersebut di tengah pandemi sehingga sumber pinjaman semakin terbatas.
Dahlan menceritakan, sebenarnya banyak masyarakat yang masih memiliki banyak uang atau kondisi keuangannya masih baik. Namun, kelompok ini takut untuk berinvestasi, ekspansi, bahkan takut keluar rumah untuk membelanjakan uangnya seperti makan di restoran atau jalan-jalan ke pusat perbelanjaan
"Pikiran mereka konsentrasi ke keselamatan masing-masing. 'Ini soal giliran saja kapan saya terkena virus?' kata teman-teman pengusaha. Itulah yang memenuhi pikiran mereka," tulisnya lagi.
Dari sisi perbankan pun sama. Dahlan mengatakan likuiditas masih banyak namun perbankan takut menyalurkan ke nasabah karena takut menjadi kredit macet atau non performing loan (NPL). Apalagi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan nilai pinjaman yang disetujui untuk restrukturisasi mencapai Rp 860 triliun.
Oleh karena itu, dirinya mengatakan harapan satu-satunya yang bisa diberikan kepada masyarakat di tengah potensi resesi adalah vaksinasi COVID-19.
Namun demikian vaksinasi COVID-19 yang bisa diberikan kepada masyarakat tidak semudah seperti membalikkan telapak tangan. Belum lagi dengan berbagai macam isu lainnya tentang vaksin, seperti temuan tentang sifat virus Corona yang akan semakin agresif saat vaksin nanti ditemukan. Sementara bayang-bayang resesi sudah mengintai bahkan sebelum resesi itu diumumkan.
"Kita butuh secercah harapan. Hidup itu karena ada harapan," tulisnya.
(hek/eds)