Rasisme yang terjadi di Amerika Serikat (AS) disebut menghambat perkembangan ekonomi negara Paman Sam tersebut. Mengutip CNN, kegagalan AS mengatasi kesenjangan antara kulit hitam dan kulit putih membuat rugi ekonomi hingga US$ 16 triliun atau setara dengan Rp 235,2 ribu triliun (kurs Rp 14.700) dalam 20 tahun terakhir.
Berdasarkan laporan yang diterbitkan Citigroup pekan ini disebutkan adanya ketidakadilan mulai dari pemberian upah, pendidikan, perumahan dan investasi. Hal ini justru memicu keresahan di AS.
"400 tahun perbudakan penduduk kulit hitam di AS meninggalkan kesan mendalam hingga hari ini. Meskipun sudah banyak undang-undang yang dibuat sebagai upaya menyamaratakan ke seluruh aspek kehidupan di AS," tulis ekonom Citi pada halaman 104 yang mengutip Martin Luther King Jr.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengungkapkan krisis kesehatan dan pemulihan ekonomi dari dampak Corona menimbulkan banyak ketegangan dan ketidakadilan rasial yang memang sudah terjadi sejak lama.
Temuan Citi juga menyebut jika masih banyak kesenjangan seperti orang kulit putih memiliki kekayaan delapan kali lebih besar dibandingkan keluarga kulit hitam. Kepemilikan rumah di AS mayoritas dikuasai oleh kalangan kulit putih.
Orang kulit hitam memiliki kemungkinan besar untuk dipenjara dibanding orang kulit putih. Kemudian tingkat pendapatan untuk pria kulit hitam jauh lebih rendah dibandingkan orang kulit putih.
"Ketidakadilan sosial ini menciptakan beban ekonomi yang merugikan individu, keluarga, komunitas dan akhirnya pertumbuhan ekonomi AS," ujarnya.
(kil/eds)