Apa Saja Dagangan Online yang Laris Manis Saat Pandemi?

Apa Saja Dagangan Online yang Laris Manis Saat Pandemi?

Soraya Novika - detikFinance
Senin, 28 Sep 2020 13:00 WIB
Online payment. Hands of woman using mobile smartphone and laptop computer for online shopping.
Ilustrasi/Foto: iStock
Jakarta -

CEO J&T Express Indonesia Robin Lo mengungkapkan sejak adanya pandemi COVID-19, terjadi perubahan dari sisi jenis barang yang dikirim oleh para pelaku logistik.

Biasanya, rata-rata jenis barang yang paling banyak dikirim adalah barang-barang ringan seperti fashion dan kosmetik. Namun, selama pandemi berubah kepada jenis barang konsumen yang bergerak cepat (Fast Moving Consumer Good/FMCG) mulai dari makan-minuman sehari-hari hingga barang elektronik.

"Kalau tahun-tahun sebelumnya itu lebih banyak di sisi kosmetik. Jadi kosmetik itu kan kecil dan ringan. Sedangkan kalau FMCG itu kan biasanya lebih berat gitu," ungkap Robin dalam wawancara khusus dengan detikcom, Jumat (25/9/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terbatasnya aktivitas di luar rumah membuat orang lebih banyak menghabiskan belanja online sehingga orang-orang tak sekadar berbelanja kebutuhan sampingan lagi saat berbelanja secara daring. Tak hanya itu, upaya e-commerce yang rajin menawarkan promo termasuk gratis ongkos kirim (ongkir), diyakininya menambah daya tarik masyarakat beralih ke belanja online.

"Karena kan masalah COVID-19 ini kan masyarakat itu tidak keluar rumah ya, jadi otomatis mereka itu akan terbiasa bahwa belanja itu perlahan-lahan itu mulai shifting ke e-commerce, misalnya mau beli snack atau mau beli indomie dan lain sebagainya, dan itu juga didukung karena e-commerce platform saat ini itu banyak melakukan promosi ya atau subsidi terhadap ongkos kirim, jadi sehingga memungkinkan para pembeli itu banyak membeli dari e-commerce platform," paparnya.

ADVERTISEMENT

Untuk itu, tak heran selama pandemi ini J&T Express mengalami peningkatan transaksi kirim-kirim barang hingga 40%.

"Jadi untuk perkembangan bisnis logistik khususnya J&T di awal-awal ketika akhir bulan Maret itu ada sedikit melamban ya. Tapi setelah itu kalau kita lihat dari bulan April sampai sekarang itu cukup meningkat pesat dibanding tahun lalu. Dan peningkatannya kurang lebih ada 30-40%," imbuhnya.




(eds/eds)

Hide Ads