Kementerian Keuangan mengungkapkan bahwa pemerintah sebenarnya sudah meramal kondisi ekonomi RI bakal negatif sejak awal-awal adanya kasus positif virus Corona (COVID-19) pada Maret 2020 lalu.
"Ketika kita membayangkan bahwa perekonomian ini akan menjadi dalam tekanan atau negatif secara perekonomian, secara hitung-hitungan ekonomi, kita sudah membayangkan hal ini akan terjadi sejak bulan Maret yang lalu. Kalau bapak ibu sekalian ingat kasus pertama COVID-19 di Indonesia itu muncul pada awal bulan Maret," ungkap Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara dalam acara Seminar Nasional Sinergi Pengawasan APIP-SPI-APH secara virtual, Selasa (29/9/2020).
Bahkan, sambung Suahasil, jauh sebelum itu tepatnya saat virus ini melanda China dan Eropa awal tahun lalu, pemerintah sudah siap-siap menghadapi kemungkinan terjadinya ekonomi minus di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari sejak bulan Februari, ketika kita melihat kasus ini sudah sangat-sangat menekan perekonomian di Tiongkok dan juga di beberapa negara di Eropa, seperti Italia ketika itu, ketika Maret kita memperkirakan bahwa Indonesia juga akan terkena.Dan memang kita terkena, yaitu ya sekarang ini, hari-hari ini," tambahnya.
Baca juga: Laju Rupiah, Saham dan Emas Dibayangi Resesi |
Sejak itu pula, Kemenkeu, katanya, sudah mulai meramu kebijakan untuk mempersiapkan anggaran negara menjadi tulang punggung bagi ekonomi Indonesia secara menyeluruh.
"Pada saat itu pula kita berpikir bahwa yang namanya anggaran negara harus menjadi tulang punggung dari banyak kehidupan ekonomi," imbuhnya.
Sebab, menurutnya anggaran negara pasti terkena dampak yang mana pasti penerimaan negara akan merosot sebab kegiatan ekonomi yang juga melambat akibat pandemi.
"Anggaran negara kita akan kena dampak, anggaran negara kita akan kena imbas. Seperti apa imbasnya, imbasnya adalah kalau kegiatan ekonominya turun berarti penerimaan pajaknya turun, penerimaan negara turun, ini dialami oleh APBN dan juga oleh APBD. Semua kegiatan ekonomi turun berarti APBN dan APBD kegiatan ekonominya turun, penerimaannya turun," terangnya.
(eds/eds)