Jakarta -
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan ekonomi Indonesia masuk jurang resesi pada kuartal III 2020. Sebab, pertumbuhan ekonomi kuartal III kembali minus melanjutkan kuartal sebelumnya.
"Forecast terbaru kita pada September untuk 2020 adalah minus 1,7% sampai minus 0,6%. Ini artinya, negatif territory kemungkinan terjadi pada kuartal 3," kata Sri Mulyani dalam video conference APBN KiTa, Selasa (22/9) lalu.
Lantas, bagaimana laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), rupiah dan emas pada pekan ini?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur PT Anugrah Mega Investama Hans Kwee memperkirakan IHSG cenderung melemah sepekan ke depan. Dia memperkirakan, IHSG berada di level support 4.820-4.754 dan resistance 4.978-5.187.
"Kami perkirakan IHSG berpeluang menguat di awal pekan dan cenderung melemah di tengah sampai akhir pekan. IHSG bergerak dengan level support di level 4.820 sampai 4.754 dan resistance di level 4,978 sampai 5,187 dengan kecenderung melemah dalam sepekan ke depan," kata Hans dalam risetnya, Minggu (27/9/2020).
Sejumlah sentimen mempengaruhi kinerja IHSG dalam sepekan, baik dari dalam maupun luar negeri. Dari luar negeri, Hans menyebut salah satunya terkait rencana stimulus fiskal untuk mengatasi dampak pandemi di Amerika Serikat (AS). Dikabarkan Partai Demokrat di Dewan Perwakilan Rakyat AS sedang menyiapkan rencana paket stimulus virus corona senilai US$ 2,2 triliun.
"Pejabat Federal Reserve pekan lalu berbicara tentang pentingnya lebih banyak stimulus fiskal karena kebijakan moneter terbatas efektivitasnya dalam memulihkan perekonomian. Pernyataan ini menurunkan kredibilitas the Fed sendiri tetapi mendorong pemerintah dan parlemen segera meloloskan stimulus fiskal baru untuk mengatasi dampak COVID-19," terangnya.
Pasar saham Indonesia telah menguat pada akhir pekan ini. Penguatan ini didukung klaim pemerintah provinsi DKI Jakarta jika penerapan PSBB total jilid dua berhasil menekan angka kasus baru COVID-19. Selain itu kabar vaksin perusahaan China yang berhasil menjadi tambahan sentimen positif. Meski begitu, Hans bilang perpanjangan PSBB akan menjadi sentimen negatif pasar saham.
"PSBB jilid dua sampai Oktober menjadi sentimen negative bagi pasar. Biarpun PSBB ketat hanya diberlakukan di Ibu kota Jakarta, tetapi Jakarta punya kontribusi besar pada perekonomian Indonesia sehingga berpeluang menekan perekonomian Indonesia," terangnya.
Sementara, riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menjelaskan, IHSG telah menguat sebanyak 103 poin ke level 4.945 pekan lalu. Pilarmas rekomendasikan agar investor mempertimbangkan aksi ambil untung (profit taking) pekan depan.
"Rekan-rekan dapat mempertimbangkan untuk melakukan profit taking pada beberapa saham yang terdapat pada sektor leading untuk pekan depan, karena berpotensi untuk mengalami penurunan. Pada lain sisi, sektor infrastruktur menarik untuk diperhatikan untuk pekan depan. Kami melihat sektor ini berpotensi memasuki fase improving pada pekan depan," tulis riset tersebut.
Emas cenderung melemah
Harga emas diproyeksi fluktuatif dengan kecenderungan melemah pada sepekan ke depan. Harga emas diramal berada di kisaran US$ 1.790 hingga US$ 1.840 per troy ounce.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi menjelaskan, ada sejumlah sentimen yang mempengaruhi harga emas dalam sepekan ke depan. Sebutnya, pertemuan antara Partai Republik dan Partai Demokrat membahas stimulus untuk mengatasi dampak pandemi Amerika Serikat (AS).
Pembahasan stimulus ini sempat tertunda dengan nilai US$1 triliun. Tapi, kemungkinan dana yang akan dibahas di atas US$ 2 triliun
"Ada kemungkinan besar bisa terealiasi tapi saya pun belum tahu karena berkaitan pemilihan presiden November sebentar lagi, satu bulan lagi akan ada pemilihan presiden. Ini masih diragukan karena banyak analis yang menganggap bisa saja tunjangan pengangguran akan dikeluarkan setelah Pilpres selesai," jelasnya kepada detikcom.
Kemudian, harga emas dipengaruhi komitmen Presiden AS Donald Trump yang menolak transisi secara damai jika kalah pemilihan presiden November nanti.
"Di sisi lain Trump mengancam kalau kalah dalam Pilpres November kemungkinan besar tidak akan bekerja sama dalam masa transisi," sambungnya.
Selanjutnya, harga emas juga dipegaruhi berita mengenai vaksin China yang mndapat persetujuan WHO. Hal ini memberikan optimisme pada perekonomian global.
"Sehingga sangat wajar harga emas fluktuatif di minggu depan tapi arahnya ke bawah. Kemungkinan besar di bawah US$ 1.800-an kalau seandaianya antara Partai Republik, Demokrat belum ada kesepakatan pasti tunjangan pengangguran," ungkapmya.
Rupiah bakal digencet dolar AS
Rupiah diproyeksi akan fluktuatif cenderung melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pekan depan. Rupiah diproyeksi berada di kisaran level Rp 14.750-Rp 15.000 per dolar AS.
Ibrahim Assuaibi menjelaskan, saat ini pelaku pasar tengah fokus terhadap rencana amandemen Undang-undang Bank Indonesia (BI). Sebab, hal ini menimbulkan pertanyaan.
"Pasar saat ini sedang tertuju amandemi UU Bank Indonesia yang sampai saat ini masih banyak sekali ini istilahnya kenapa Undang-undang DI diamandemen," katanya kepada detikcom.
Dia menjelaskan, AS dan Eropa sama halnya dengan Indonesia sedang berjuang melawan dampak pandemi. Namun, mereka tidak melakukan amandemen.
"Bahkan di Amerika antara bank sentral Amerika dan pemerintah selalu berbeda padangan suku bunga, stimulus. Ada apa, kenapa Indonesia melakuakn revisi," ujarnya.
Sementara, riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan rupiah melemah 5 poin ke Rp 14.850 sepanjang Jumat kemarin.
"Kami memproyeksikan pada pekan depan rupiah bergerak pada rentang harga Rp 14.778 - 14.970," tulis laporan tersebut.
Simak Video "IHSG Naik 65 Poin Jelang Libur 1 Muharram"
[Gambas:Video 20detik]