Dirut Holding BUMN Tambang MIND ID Orias Petrus Moedak memaparkan tren harga emas terus mengalami kenaikan di tengah pandemi COVID-19. Kenaikan harga emas terjadi di tengah kondisi penurunan komoditas tambang lainnya.
Orias menjelaskan rata-rata komoditas tambang turun harganya dibandingkan tahun lalu, seperti aluminium yang turun 12% hingga bauksit 7%.
"Tren harga komoditas, untuk harga rata-rata komoditas dibandingkan 2019 itu terjadi tekanan harga, kondisi COVID memperparah harga dan demand. Realisasi harga dari data kami aluminium turun 12%, untuk batu bara turun 9%, bauksit 7%. Yang dalam itu di timah turun 19%," ujar Orias dalam rapat bersama komisi VI DPR RI, Selasa (29/9/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tengah kondisi penurunan dari banyak komoditas tambang, harga emas naik 25%. Menurutnya, memang selama pandemi banyak orang yang mengalihkan investasinya ke emas.
"Tapi emas ini malah mengalami peningkatan 25% dibanding tahun lalu. Mengalami peningkatan sejak Mei dan Juni, memang ini selama pandemi banyak yang investasi emas," ujar Orias.
Dari bahan paparan Orias, pada bulan Januari harga emas berada US$ 1.566 per toz dan pada Februari menjadi US$ 1.628 per toz.
Baca juga: Laju Rupiah, Saham dan Emas Dibayangi Resesi |
Harga emas sempat turun pada Maret 2020 menjadi US$ 1.604, namun,penurunan itu tidak signifikan. Harganya naik lagi pada bulan April menjadi US$ 1.672 per toz.
Lalu pada Mei meningkat lagi menjadi US$ 1.729 per toz dan pada Juni menjadi US$ 1.746 per toz.
(ara/ara)