3 Fakta Seputar Ngerinya Imbas Resesi ke Ekonomi RI

3 Fakta Seputar Ngerinya Imbas Resesi ke Ekonomi RI

Soraya Novika - detikFinance
Rabu, 30 Sep 2020 19:30 WIB
Poster
Ilustrasi/Foto: Edi Wahyono
Jakarta -

Indonesia dipastikan masuk jurang resesi. Bila sudah resesi, dampaknya tidak main-main.

Bahkan, Kementerian Keuangan sendiri meyakini angka pengangguran dan kemiskinan RI bakal naik signifikan saat Indonesia masuk jurang resesi. Sebab, perekonomian Indonesia saat ini sudah terdampak hebat dan diperkirakan pertumbuhannya akan terus negatif sampai akhir tahun. Hal ini dipastikan mempengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat secara menyeluruh.

"Pengangguran dan juga angka kemiskinan diperkirakan akan naik cukup signifikan," ujar Irjen Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Sumiyati dalam acara Seminar Nasional Sinergi Pengawasan APIP-SPI-APH secara virtual, Selasa (29/9/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut 3 fakta ngerinya imbas resesi buat perekonomian RI:

1. Angka Pengangguran Nambah Hingga 5,23 Juta Orang

ADVERTISEMENT

Resesi tentunya jadi cobaan berat bagi pebisnis. Agar bisa bertahan, otomatis pebisnis akan lakukan efisiensi pada pengeluaran perusahaannya. Hal itu dipastikan akan berimbas pada para pekerja. Angka pengangguran diyakini Sumiyati bisa melonjak hingga 5,23 juta orang.

"Pengangguran meningkat kurang lebih 4 juta-5,23 juta orang," kata Sumiyati.

Sebelumnya, menurut Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah angka pengangguran sempat turun dari 7.050.000 orang menjadi 6.800.000. Namun sejak adanya pandemi COVID-19, jumlahnya malah balik naik lagi.

Berdasarkan data di Kementerian Ketenagakerjaan, total pekerja kena PHK maupun dirumahkan sejak adanya COVID-19 melonjak sebanyak 3,5 juta orang. Sehingga, bila dijumlah dengan total 6,8 juta tingkat pengangguran terbuka sebelumnya, maka total orang menganggur di Indonesia kini telah mencapai kurang lebih 10,3 juta.

2. Orang Miskin Nambah Hingga 5,71 Juta

Demikian pula dengan angka kemiskinan, diyakini akan bertambah. Padahal, Indonesia sempat mampu menurunkan tingkat kemiskinan jadi single digit untuk pertama kalinya di dalam sejarah sejak bulan Maret 2018 yaitu pada tingkat 9,82% dengan tren yang terus menurun hingga menyentuh 9,22% pada bulan September 2019.

"Kemiskinan kemungkinan akan naik sekitar 3,02 juta hingga 5,71 juta orang," ungkapnya.

Sejauh ini, berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk miskin Indonesia sudah mencapai 26,42 juta orang, terdiri dari kemiskinan di daerah perkotaan sebesar 11,16 juta orang atau 7,38% dan di daerah perdesaan sebesar 15,26 juta orang atau 12,82%.

3. PEN Dianggap Bisa Jadi Solusi

Untuk memitigasi dampak COVID-19 terhadap kesejahteraan masyarakat, sambung Sumiyati, dibutuhkan suatu kebijakan yang luar biasa untuk menjaga agar dampak sosial dan ekonomi yang diakibatkan oleh COVID-19 tidak berkembang menjadi sangat berat dan berkelanjutan. Kebijakan yang dimaksud adalah program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

"Pemerintah telah merespons data pandemi COVID-19 dengan mengeluarkan berbagai macam paket kebijakan sejak dikeluarkannya Perppu No.1 Tahun 2020 yang sudah menjadi UU No.2 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi COVID-19 dan atau dalam rangka menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian nasional dan atau stabilitas sistem keuangan," paparnya.



Simak Video "Pesan Jokowi ke Pemerintah yang Baru: Hati-hati Mengelola Negara"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads