Hingga saat ini penyerapan anggaran penanganan COVID-19 sudah mencapai Rp 304,6 triliun. Penyerapan itu mencapai 43,8% dari total anggaran jumbo penanganan wabah COVID-19 dan dampaknya yang jumlahnya Rp 695,2 triliun.
Namun dari torehan penyerapan anggaran itu, serapan alokasi anggaran untuk bidang kesehatan masih rendah. Progres realisasi anggaran kesehatan baru mencapai Rp 21,79 triliun atau 24,9% dari pagu anggaran Rp 87,55 triliun.
Meski begitu, Wak Menteri Keuangan Suahasil Nazara bilang, serapan anggaran kesehatan ada perbaikan. Insentif untuk tenaga kesehatan (nakes) pusat dan daerah sudah dicairkan Rp 3,1 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang untuk insentif nakes pusat dan daerah sudah keluar. Santunan kematian itu untuk tenaga kesehatan kita yang gugur juga sudah keluar," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Rabu (30/9/2020).
Untuk santunan kematian nakes sudah dicairkan sebesar Rp 29 miliar kepada 96 nakes. Kemudian anggaran untuk Gugus Tugas COVID-19 dicairkan Rp 3,22 triliun.
"Belanja penanganan COVID-19, ini yang untuk penanganan di rumah sakit dan fasilitas kesehatan sudah keluar. Bantuan iuran JKN dan juga insentif perpajakan untuk kesehatan," tambahnya.
Untuk belanja penanganan COVID-19 yang sudah dicairkan mencapai Rp 11,67 triliun. Lalu untuk bantuan iuran JKN realisasinya Rp 1,19 triliun. Sedangkan untuk insentif perpajakan kesehatan realisasinya mencapai Rp 2,58 triliun.
"Kita tetap memastikan bahwa pagu ini akan terserap dan pagu ini akan cukup tersedia. Bahkan untuk penanganan pengadaan vaksin. Kalau vaksin betul-betul muncul dan bisa kita laksanakan pada tahun ini maka kita akan tetap menyiapkan anggaran untuk itu dan akan kita lakukan," tutupnya.
(das/eds)